TRIBUNNEWS.COM , MOJOKERTO – Truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) berkapasitas 24.000 liter milik PT Pertamina terguling di Jalan Raya Surabaya - Jombang pada Minggu malam (26/5/2013). Truk yang mengangkut bensin penuh ini terbalik saat melintas di Jalan Raya Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Akibatnya, puluhan ribu liter bensin dari dalam truk tangki besar L 9147 LR tersebut tumpah. Ini setelah penutup utama tangki sisi atas truk terkoyak. Dalam keadaan truk terguling, bensin tumpah di jalan raya. Sepanjang jalan raya di sekitar lokasi kecelakaan, aspal jalan utama Surabaya - Madiun ini berubah menjadi warna bensin.
Begitu truk tangki yang dikemudikan Kasmuri (45), warga Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, ketahuan tumpah, warga Desa Jatipasar, Trowulan, ramai-ramai menyerbu truk pengangkut bensin tersebut. Apalagi, mereka tahu bahwa ada 24.000 liter bensin terus menetes dari tutup tangki.
Bau kuat khas BBM dari ribuan liter bensin yang tumpah di jalan raya itu mengundang animo warga untuk menjarah makin kuat. Warga pun ramai-ramai berdatangan menyerbu truk yang terguling. Banyak warga menyebut, mereka saling berebut, menjarah menggunakan jerigen dari berbagai ukuran.
"Banyak warga bergantian nadongi (menaruh jerigen di bawah tetesan tangki) yang bocor dari tutupnya. Bayak dapatnya," kata Bayu, salah satu warga Desa Jatipasar.
Truk terguling itu terjadi sekitar pukul 21.00. Menurut sejumlah saksi mata, truk yang melaju dari arah Surabaya (timur) ini melaju tak terlalu kencang. Sesampai di depan Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST), truk tangki ini terguling saat sisi kanan ban truk menabrak median jalan.
Truk terguling ke sisi kiri. Seluruh badan truk nyaris menutup jalur Surabaya - Jombang. Sopir yang panik makin takut karena banyak warga malah menyerbu truk. Makin malam, lokasi tergulingnya truk bukan malah menyusut dan makin ramai dari serbuan warga. Warga kian berebut menjarah premium.
Gelombang warga makin bertambah dan terus berdatangan dengan membawa jurigen, timba, dan alat seadanya untuk mengambili tumpahan bensin. Di sisi kiri truk atau sisi selatan, warga menyemut. Saat itu, kermaian lalu lintas sudah berkurang.
Warga tetap mengambili sisa bensin kendati dengan penerangan terbatas. Warga dengan telaten mengumpulkan tumpahan premium. Hasilnya tak sedikit warga berhasil mengumpulkan mulai 10 liter. Bahkan ada yang berhasil mengumpulkan 20 liter bahkan lebih.