News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ujian Nasional

692 Siswa di Riau Tak Lulus UN SMP

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM,PEKANBARU - Raihan nilai Ujian Nasional (UN) SMP/MTs di Kota Pekanbaru jeblok. Dari gelar peraih nilai terbaik dalam UN SMP/MTs tahun lalu, kali ini Kota Pekanbaru harus puas berada di rangking ke tujuh dari 12 kabupaten/kota di Riau dengan nilai rata-rata tertinggi hanya 7,02.

Dalam penyerahan hasil UN SMP/Mts di Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Jumat (31/5) diketahui juga bahwa ada 76 siswa dari 13.973 peserta yang tak lulus di Kota Pekanbaru. Jumlah ini jelas lebih banyak dibanding tahun lalu yaitu 50 orang atau 0,37 persen.

Ditanya Tribun tentang hasil ini, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdik Pekanbaru, Abdul Jamal MPd mengaku belum melihat nilai-nilai itu secara rinci. Karena bisa saja ada nilai siswa yang kosong akibat kesalahan penilaian dari panitia pusat. Menurutnya, masalah itu terjadi pada hasil UN tingkat SMA/MA/SMK yang diumumkan pekan lalu.

Tak hanya itu, Jamal juga memaparkan bahwa pihaknya tetap akan mengevaluasi terlebih dulu penyebab merosotnya hasil UN di Pekanbaru. "Bisa jadi nilai yang rendah tersebut ada pada sekolah-sekolah yang dari segi sarana dan prasarana sangat kurang memadai," paparnya.

Dia pun memungkinkan adanya penambahan jumlah paket soal menjadi 20 serta pengawasan yang terkesan sakral membuat mental siswa turun. Sementara, terkait distribusi naskah soal yang sempat terkendala dianggap tidak menjadi faktor yang mempengaruhi.

Dari segi persiapan, Jamal menegaskan pihaknya telah berupaya sebaik mungkin. Seperti dengan adanya bedah Standar Kompetensi Lulusan, kisi-kisi soal UN dan menggelar tryout. Tak hanya Disdik, pihak sekolah pun sudah menggelar tryout bagi siswanya.

Sementara itu, sebelumnya Kepala Disdik Provinsi Riau, HM Wardan MP menyerahkan dokumen hasil UN ke masing-masing kabupaten/kota. Menurutnya, secara nasional tingkat ketidaklulusan UN SMP/MTs kali ini memang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Demikian pula di Provinsi Riau.

Jika dibandingkan dengan hasil UN tahun 2012 lalu, dari 89.421 peserta di Provinsi Riau yang lulus mencapai 99,76 persen. Tapi tahun ini persentasenya berkurang menjadi 99,22 persen. Artinya ada pengurangan persentase kelulusan sekitar 0,54 persen. Dari 89.220 peserta UN SMP/MTs di Riau, yang tak lulus mencapai 692 orang.

Kalau di rangking berdasarkan persentase kelulusan rata-rata nilai terakhir yang tertinggi dari Kabupaten Kampar yang total nilainya mencapai 7,31. Diikuti Rokan Hilir dengan rata-rata 7,27, Kota Dumai 7,23, Rohul 7,18 dan Indragiri Hilir 7,13. Lalu di Kabupaten Siak 7,08, Kota Pekanbaru 7,02, Pelalawan 6,65, Indragiri Hulu 6,44, Bengkalis 6,37, Kepulauan Meranti 6,31 dan terakhir Kuantan Singingi 6,19. Rata-rata nilai UN di provinsi hanya 6,93.

Sementara itu, jika dilihat dari jumlah siswa yang tak lulus, Kabupaten Bengkalis kembali memegang rekor tertinggi. Dimana ada 224 siswa yang tak lulus dari 9.216 peserta di kabupaten tersebut. Diikuti oleh Kabupaten Kuantan Singingi dengan 175 siswa tak lulus dari 4.749 peserta.

Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi penyumpang terbesar ketiga pada ketidaklulusan siswa di Riau. Di kabupaten termuda itu, tercatat ada 82 siswa yang tidak lulus dari 3.127 peserta UN. Selanjutnya di Kota Pekanbaru 76 siswa (13.973 peserta), Kampar 41 siswa (11.193 peserta), Indragiri Hulu 40 siswa (5.805peserta) dan Rokan Hilir 18 siswa (9.694 peserta).

Selanjutnya di Kabupaten Pelalawan ada 13 siswa tak lulus (4.140 peserta), di Siak (6.764 peserta) dan Indragiri Hilir (9.424 peserta) masing-masing ada tujuh siswa tak lulus. Di Kota Dumai ada enam siswa (4.057 peserta) dan Rokan Hulu menjadi daerah dengan tingkat ketidaklulusan terendah. Yaitu hanya tiga siswa dari 7.078 peserta. Dengan demikian, total ada 692 siswa yang tak lulus di Provinsi Riau.

"Tapi ini semua adalah data sementara. Masih perlu di-croscek lagi. Mana tahu ada nilai yang kosong," papar Wardan. Kalau ada nilai peserta yang kosong, pihak kabupaten/kota diminta segera melapor ke provinsi. Sehingga bisa sesegera mungkin dilaporkan ke Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud.

Jika nanti sudah di-croscek dan diserahkan ke Puspendik, Disdik mengaku belum bisa memastikan kapan hasilnya keluar. Wardan berharap waktunya tidak begitu lama dan siswa mau bersabar.

Menurut Wardan, di tingkat pusat, panitia siang dan malam bekerja untuk menilai hasil UN tersebut. "Karena itu, namanya manusia mungkin saja kondisi tersebut menimbulkan kesalahan pada pengkoreksian nilai. Untuk itulah dibutuhkan analisa dan pemeriksaan yang teliti oleh Disdik kabupaten/kota. Terutama pada siswa yang mungkin dianggap tidak lulus," tuturnya.

Di saat yang sama, Wardan juga berharap Disdik kabupaten/kota mengantisipasi siswa meluapkan kegembiraan secara berlebihan. Misalnya dengan kebut-kebutan di jalan raya dan coret seragam. "Kita akan sampaikan surat agar Polda menyampaikan ke Polres untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan," ujar dia.

Terkait teknik pengumuman, Disdik mengaku menyerahkan sepenuhnya ke masing-masing daerah. Menurutnya, hasil UN bisa diumumkan secara langsung lewat papan pengumuman, lewat amplop ke masing-masing peserta dan sebagainya.

Sementara itu, ditanya terkait hasil Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket B (Setara SMP), Wardan mengaku belum menerimanya. Meski demikian Disdik Riau akan terus berkoordinasi dengan Puspendik agar hasil Paket B segera disampaikan ke daerah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini