TRIBUNNEWS.COM SITUBONDO, - Sebuah kapal motor dengan nama lambung "Sumber Rezeki Satu" yang diduga berpenumpang puluhan imigran gelap asal Timur Tengah, karam, Rabu (12/6/2013) sekitar pukul 02.00 WIB. Kapal karam saat melintas di Perairan Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Situbondo, Jawa Timur.
Begitu kapal motor yang ditumpanginya karam mereka langsung kabur dan bahkan meninggalkan kapal di tengah laut yang berjarak sekitar 200 meter dari bibir Pantai Desa Tanjung Pecinan.
"Yang saya tahu, puluhan orang asing itu lewat depan rumah, yang diperkirakan sekitar 40 orang lebih, mereka berjalan kaki menuju ke jalan raya di depan kantor Desa Tanjung Pecinan, selanjutnya mereka dijemput kendaraan jenis Isuzu Elf di depan kantor desa," kata Abdul Baki (37), salah seorang warga Kampung Pesisir.
Begitu mendengar informasi tersebut, petugas Satuan Polisi Air dan Udara (Polair) Polres Situbondo, langsung datang ke lokasi karamnya kapal tersebut. Namun, di dalam kapal, petugas hanya menemukan barang bawaan, seperti tiga kuintal beras, puluhan dos air mineral dan makanan ringan. Ada pula puluhan jeriken yang diketahui berisi BBM jenis solar, dan puluhan plampung.
Kepala Desa Tanjung Pecinan, Mathan mengatakan, berdasarkan keterangan para nelayan, KMP tersebut karam saat air laut sedang surut. "Namun, yang pasti, puluhan penumpang kapal motor tersebut bukan warga Indonesia, melainkan warga asing," terang Mathan.
Mathan menambahkan, sepertinya para penumpang kapal motor itu sudah memiliki jaringan kuat, Mereka meninggalkan kapal motornya dan berjalan kaki dari tepi pantai ke jalan raya. "Namun, saya sendiri tidak tahu persis mereka akan melanjutkan perjalanan ke arah mana. Tapi, dari puluhan penumpang yang diduga imigran gelap itu, terdapat sejumlah perempuan, sebagian menggendong anak kecil," kata Mathan.
Sementara itu, salah seorang petugas Polair Polres Situbonro mengatakan, jika dilihat dari banyaknya barang bawaan di dalam kapal, kuat dugaan mereka akan menempuh pelayaran jauh. Bila benar penumpangnya imigran gelap asal Timur Tengah, kemungkinan mereka akan mencari suaka politik ke Australia. "Kami masih melakukan penyelidikan," tegas Bripka Budi Hermanto.