TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Demo penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Solo, Senin (17/06/2013) berakhir ricuh.
Dari pantauan Tribunjogja.com, massa aksi yang menggelar unjuk rasa di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi terlibat aksi dorong dengan aparat kepolisian. Kericuhan terjadi saat mahasiswa membakar sejumlah poster bergambar wajah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Unjuk rasa yang digelar oleh gabungan organisasi mahasiswa di Kota Solo, di antaranya KAMMI Solo, BEM UMS, IMM Solo, PMII, GMNI dan beberapa organisasi lain itu awalnya berjalan lancar dan damai. Kericuhan justru terjadi saat demo akan berakhir. Mahasiswa yang membakar gambar presiden, coba digagalkan oleh Dandim 0735 Solo, Letkol Inf Ujang Darwis.
Merasa aksinya dihalang-halangi, terjadi saling dorong antara mahasiswa dan aparat hingga terjadi kericuhan. Beruntung, baik pihak mahasiswa maupun aparat kepolisian mampu mengendalikan emosi masing-masing hingga kericuhan tidak berlanjut. Api yang membakar foto Yudhoyono pun bisa dipadamkan dan hanya membakar sebagian gambar presiden.
Menanggapi insiden tersebut, Ujang Darwis menyayangkan tindakan dilakukan mahasiswa yang membakar gambar presiden.
"Silakan saja menyampaikan aspirasi, tapi jangan menyampaikannya dengan merusak simbol-simbol negara. Ini jelas melanggar hukum," kata Ujang seusai massa aksi membubarkan diri. (*)