TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Levri Andriyansah, adik kandung dari Prana Desta, Lurah Payu Putat, Kecamatan Prabumulih Barat, Sumatera Selatan yang menjadi korban amuk massa dan penganiayaan oleh warga Wakil Wali Kota Prabumulih, Andriansyah Fikri ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia(Komnas HAM).
"Tanggal 17 Juni saya diterima secara resmi, hari ini saya berikan keterangan lagi dan berdialog dengan komnas HAM," ujar Levri di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2013).
Alasan Levri mengadukan Andriyansah Fikri ke Komnas HAM karena Andriyansah mengetahui aksi penyerangan terhadap kantor lurah Payu Putat oleh puluhan warga.
"Tidak hanya mengetahui saja, tetapi ada unsur pembiaran," ucap Levri.
Tidak hanya Wakil Wali Kota Prabumulih saja yang dilaporkan, Levri juga melaporkan Polres Prabumulih ke Dir Propam Mabes Polri lantaran ada indikasi pembiaran amuk massa dan penganiayaan oleh sekelompok orang kepada Prana Desa di rawa.
"Karena ada unsur pembiaran oleh Polres, pelanggaran Protap Polres. Saya sampaikan ke Dir Propam Mabes Polri," tutur Levri.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan warga Kelurahan Payu Putat, Selasa (28/5/2013), pukul 13.00 WIB menyerang kantor kelurahan. Akibatnya, Lurah Payu Putat, Prana Desta bersama pengusaha yang mengklaim sebagai pemilik lahan perkebunan seluas 1.000 hektare yang telah menjadi kebun karet warga, Eka Samindra (47), jadi bulan-bulanan dan menderita luka berat. Hingga sekarang, keduanya masih dirawat di RS Pertamina.
Kapolres Prabumulih AKBP Yerry Oskag SIk yang mencoba menengahi konflik tersebut, tak luput dari amuk warga dan mengalami luka-luka. Begitu juga dengan dua anggota lainnya, Aiptu RA Harahap (44), anggota Satuan Sabhara dan Briptu Sigit anggota Unit Reskrim dari Polsek Prabumulih Timur.
Kejadiannya bermula ketika warga mengetahui lahan yang mereka garap menjadi kebun karet selama turun temurun diduga telah diperjualbelikan oleh Rana Desta bersama Eka Samindra.
Dalam surat keterangan jual beli yang didapatkan warga, Eka Samindra tertera sebagai pemilik lahan di tiga tempat berbeda. lahan pertama seluas 150 hektare di kawasan Lontar, Kelurahan Payu Putat.
Lahan kedua seluas 200 hektare, di Lebung Bujuk, serta lahan ketiga 520 hektare di pinggir Sungai Lematang masih di kelurahan yang sama.
Ketiga lokasi lahan tersebut dijual kepada tiga orang berbeda. Lahan pertama di kawasan Lontar dibeli oleh salah seorang pemborong berinisial BS. Dalam surat keterangan jual beli tersebut, harga dari lahan yang dijual Rp 750 juta.
Sedangkan lahan kedua dibeli oleh salah seorang perwira menengah (pamen) yang berdinas di Polres Prabumulih berinisial YO. Kemudian lahan ketiga dibeli tauke karet di Kota Prabumulih berinisial MA.
Santer beredar kalau YO, pamen di Polres Prabumulih, diduga Yerry Oskaq SIk, Kapolres Prabumulih. Hanya, dia membantah inisial YO yang terdapat dalam surat pelepasan hak atas tanah warga seluas 200 hektare merupakan dirinya.
Ia bahkan mengaku tidak tahu menahu mengenai persoalan jual beli lahan tersebut. Yerry siap diperiksa apabila tim investigasi menemukan bukti keterlibatan dirinya.
"Itu bukan saya. Silahkan dibuktikan," tegasnya singkat.
Ia juga menuturkan meskipun terdapat kemiripan pada nama, namun dia tidak mengetahui bahwa namanya dimasukkan ke dalam surat tersebut. Mengenai nama Yerry Oskag dalam surat tersebut, ia minta agar dikonfirmasikan langsung kepada Eka.
Mengenai perusakan serta pemukulan terhadap para korba serta anggota kepolisian, kata Yerry, pihaknya akan menurunkan tim. "Kita akan menyelidiki provokator serta pelaku perusakan. Apabila cukup bukti, kita akan melakukan penangkapan serta memprosesnya sesuai hukum yang berlaku," tuturnya.
Yerry mengaku, saat ini dirinya lebih mengutamakan situasi kondusif di wilayah Kelurahan Payu Putat tersebut. "Yang lebih kita utamakan adalah suasana kondusif di daerah tersebut. Apalagi sejak semalam banyak isu-isu balas dendam menyeruak di masyarakat".
Sementara itu, Pemerintah Kota Prabumulih langsung mencopot Prana Desta dari jabatan lurah Payu Putat. Penggantinya, Edi Suanto SH. Lalu, mengganti Ibrahim SSos MSi, camat Prabumulih Barat dengan M Daud SH. Baik prana maupun Ibrahim kini menjadi staf sekretariat daerah (Setda) Kota Prabumulih.