Laporan Wartawan Pos Kupang, Fredy Bau
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG -- Puluhan pendemo yang menamakan diri Gerakan Anti Politisi Busuk (GAPB) menggeledah Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi NTT, Selasa (25/6/2013), dan 'memburu' anggotanya sampai di kamar mandi.
Aksi penggeledahan ini dilakukanĀ menyusul para pendemo yang kecewa karena tidak ada satupun anggota KPU NTT yang menemui mereka untuk berdialog di depan Kantor KPU NTT.
Meski telah dijelaskan oleh Kepala Bagian (Kabag) SDM KPU NTT, Yosef Hardy Himan, bahwa lima anggota KPU sedang berada di Jakarta untuk mengikuti proses di Mahkamah Konstitusi (MK), namun para pendemo tidak mempercayainya.
Pantauan Pos Kupang, puluhan pendemo yang dikoordinir Jan Pieter Windi dan Johanes Rainamah, bergerak dari kantor gubernur lama di Jalan Basuki Rahmat sekitar pukul 12.30 Wita menuju Polda NTT untuk menanyakan perkembangan penanganan kasus-kasus dugaan pelanggaran Pemilihan Gubernur atau Pilgub NTT putaran kedua, 23 Mei 2013 lalu.
Setelah dari Markas Polda NTT, puluhan pendemo yang menumpang dua dumptruck, satu mobil komando dan beberapa sepeda motorĀ bergerak menuju Kantor KPU NTT di Jalan Polisi Militer.
Setibanya di depan Kantor KPU NTT, para pendemo berorasiĀ bergantian dan meminta berdialog dengan anggota KPU NTT. Permintaan pendemo diterima oleh Kabag SDM KPU NTT, Yosef Hardy Himan, dan Kasubag Teknis, Agus Ola Paon.
Pendemo tetap menuntut untuk berdialog dengan komisioner KPU NTT. Karena tidak berhasil, para pendemo memaksa memeriksa Kantor KPU NTT untuk memastikan kebenaran penyampaian dari Yosef dan Ola Paon.
Atas kesepakatan bersama, para pendemo diizinkan masuk ke dalam kantor itu dengan syarat, dibatasi 10 orang secara bergantian dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.
Para pendemo lalu masuk dan menggeledah seluruh ruangan kantor itu, termasuk mengintip ke dalam ruangan kerja ketua KPU NTT. Saat menggeledah ada massa yang sempat berteriak mengingatkan agar semua ruangan diperiksa hingga kamar mandi. "Periksa sampai kamar mandi," teriak salah satu pendemo dari luar kantor itu.
Selain menggeledah seluruh ruangan di Kantor KPU NTT, para pendemo menanyakan surat perintah perjalanan dinas (SPPD) dari para komisioner. Akhirnya SPPD para anggota KPU NTT (minus anggota KPU, Jos Dasi Jawa yang tidak ditemukan SPPD-nya) untuk difotocopy dan diberikan kepada para pendemo.
Dari KPU NTT sempat meminta kembali copian SPPD itu, namun para pendemo tidak mengembalikan dengan alasan itu merupakan dokumen yang bisa diakses oleh publik.