TRIBUNNEWS.COM, JAMBI -- Pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di kantor pos di Pasar Jambi menuai banyak protes. Sebagian masyarakat merasa senang, namun sebagian merasa terpaksa.
"Memang senang, karena sedikit banyak kita terbantu, tetapi kami kasihan melihat banyak masyarakat yang tidak menerima dana ini. Sementara mereka juga dikatakan miskin," kata Kemas Nazarudin (43) warga kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung Jambi, di Kantor Pos Pasar saat mengambil BLSM, Selasa (25/6/2013).
Dia menyampaikan, sebenarnya, dirinya terpaksa menerima dana BLSM ini, sebab masih banyak sekali di daerah-daerah kelurahan lain yang perekonomiannya tidak mampu tetapi tidak menerima bantuan ini. "Ya terpaksa menerima. Bila tidak menerima mubazir juga, ini kan datanya dari pusat," sebutnya.
Hal yang sama juga diucapkan oleh Adil, Ketua RT 18 Cempaka Putih. Menurut adil, masyarakat di RT-nya masih banyak yang belum menerima BLSM, sementara dari data raskin yang diterima juga sangat jauh selisihnya.
"Kalau data raskin, semua masyarakat dapat, tetapi kalau BLSM sangat sedikit. Kami juga tidak tahu, pemerintah itu dapat data dari siapa, apa mungkin dari pemerintah kota, atau juga permainan dari kantor pos," katanya.
Kepala Kantor Pos Pasar Kota Jambi melalui wakilnya Sudirjo menyampaikan, bahwa pihaknya hanya mendapatkan data ini dari pusat, bukan dari pemerintah daerah.
"Kita terima berbentuk kartu saja. Dan kita diamanatkan untuk mengirimnya ke rumah masing-masing. Karena terlalu banyak pekerjaan, maka kartu itu kita kumpulkan dan kita serahkan kepada ketua RT, dan ketua RTlah yang membagi-bagikan kepada masayarakat. Data itu tidak kami kurangi, dan tidak kami lebihi, semuanya pas dari pusat," sebutnya.
Dia mengatakan, tahap awal, jumlah keseluruhan yang dicairkan sebanyak 26.812, angka ini terdiri dari semua kecamatan dengan rincian, Telanai 5.412, Jambi Timur 5.528, pelayangan 1.158, danau teluk 1.051, Pasar 676, Jelutung 2.903, Jambi Selatan 5.205, dan Kotabaru 4.879 orang.
"Tahap awal seperti itu adanya, tahap kedua nanti tidak tahu lagi, apakah berkurang, atau bertambah," sebutnya lagi.
Sudirjo menyampaikan, pada hari pertama pemberian BLSM ini, pihaknya baru memberikan 1.557 orang, yang terdiri dari satu kecamatan dan empat kelurahan. Satu kecamatan tersebut adalah kecamatan Jelutung, dan empat kelurahan itu adalah Payo Lebar, Cempaka Putih, Talang Jauh dan Lebak Bandung.
Untuk hari kedua, pihaknya memmberlakukan semua kantor pos yang ada di Kota Jambi, namun perlu diperhatikan, pada saat mengambil uang BLSM tersebut, penerima harus membawa kartu keluarga (KK), Kartu tanda penduduk (KTP), dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang diterima dari pusat.
Untuk pengambilan uang sendiri, tidak bisa diwakili, kecuali isteri penerima, atau anak penerima yang sudah mempunyai KTP. "Besok pagi (hari ini, red) semua kantor pos membuka layanan pengambilan uang BLSM, kecuali Sabtu Minggu, dan buka mulai pukul 8.00 hingga pukul 17.00 wib," jelasnya.
Plt Wali Kota Jambi Daru Pratomo menyampaikan bahwa kesalahan yang terjadi soal BLSM bukan tanggung jawab pemerintah Kota, sebab semua data dari pusat.
"Sampai saat ini, saya tidak pernah tahu kalau ada data BLSM, semuanya pemerintah pusat yang memberikannya, dan saya juga tidak tahu dari mana mereka (pemerintah pusat, red) mendapatkan data itu," kata Daru.
Tidak hanya di Kelurahan Kasang, Jambi Timur, sejumlah warga di RT 04 Kelurahan Olak Kemang, Kota Jambi juga menolak daftar penerima bantuan BLSM tersebut.
Menurut warga ada beberapa nama dari 27 penerima, yang dipandang tidak layak, karena bukan orang miskin.
Menurut Arip Sopian, warga setempat, ia dan delapan warga lainnya tidak mendapatkan kartu bantuan tersebut. "Dari daftar yang kami lihat, setidaknya ada delapan orang kayo yang nerimo kartu," ucapnya. Ia membeberkan sejumlah nama warga yang dinilai layak, tapi malah tidak mendapatkan haknya.
Warga mengadukan masalah ini ke ketua RT, karena mereka gagal menemui lurah setempat yang tidak ada di kantor. Menurut warga lainnya, masalah tersebut tidak hanya terjadi di RT 04, namun hampir merata. (men/zak)