Laporan Wartawan Tribun Timur, Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM, WATAMPONE - Seorang gadis asal Dusun Cambaya Desa Pundata Baji, Kecamatan Labbakang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan nyaris menjadi korban pendagangan manusia (trafficking). Setelah dikurung selama tiga hari dalam sebuah kamar kost-an, gadis yang masih berumur 20 tahun tersebut diminta meladeni nafsu bejat seorang pria, namun ia berhasil meloloskan diri.
"Kami telah terima laporan tersebut dan memulangkannya ke kampung halamannya. Adapun mucikari yang disebutnya belum diidentifikasi namun tetap dalam lidik," ungkap Kepala Kepolisian Sektor Tanete Riattang, Kompol Ali Syahban, Minggu (30/6/2013).
Armina merupakan gadis yang sejak umur dua tahun dirawat oleh neneknya. Ironisnya, Armina tidak pernah melihat wajah kedua orang tua dan saudaranya sehingga Armina sangat tertarik dengan orang yang ingin mempertemukannya dengan ayahnya maupun saudaranya.
Di hadapan petugas, Armina mengaku ditipu oleh seorang perempuan yang mengaku sebagai ibu tirinya dan mengajak Armina menemui ayahnya di Kabupaten Bone. Saat berada di Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Armina kemudian diminta membeli air minum toko di pinggir jalan.
"Saat berada di daerah pegunungan yang memiliki terowongan, saya bertemu seorang perempuan yang menawarkan bantuan. Saya ikut di mobilnya karena saya takut sendirian di daerah itu," tutur Armina.
Armina pun kemudian dibawa ke sebuah kost-an milik perempuan bernama Ida dan dilarang meninggalkan kamar tersebut. Ida ternyata seorang wanita penghibur di malam hari. Selama di tempat barunya itu, Armina hanya diberi makan kala Ida membelikannya makan dan jika tidak, Armina harus menahan laparnya dan berharap agar Ida datang dan membelikannya makanan.
"Kalau Ida datang dan membelikan saya makanan, saya baru makan tapi terkadang Ida tidak nginap di rumah dan datang sore itupun kalau ingat belikan saya makan," ungkap Armina.
Tak tahan dengan kehidupan seperti itu, di hari ketiga ia disekap, gadis kelahiran Malaysia ini pun meminta kepada Ida untuk membantunya memperoleh ongkos untuk kembali ke kampung halamannya. Ida justru meminta Armina meladeni pria di tempat hiburan malam namun Armina menolak.
"Saat malam ketiga, saya dijemput oleh seorang pria yang mengaku mengetahui keberadaan ayah saya dan mengajak saya menemuinya," jelas Armina.
Armina pun mengikuti pria itu dengan harapan dapat bertemu dengan ayahnya. Saat berada di atas motor, tangan pria hidung belang itu langsung meraba tubuh Armina yang duduk di belakang. Armina pun menggigit tangan pria itu. Geram dengan sikap Armina, pria yang tak dikenalinya itu berhenti dan menampar wajah Armina. Tidak hanya itu, Armina diturunkan di daerah itu.
Saat berada di pinggir jalan, Armina kemudian ditemukan oleh seorang polisi yang hendak kembali ke rumahnya. Armina langsung dibawa ke kantor polisi.
Meski harapan Armina untuk menemui ayahnya pupus, namun Armina akhirnya dapat bernafas lega karena pihak kepolisian mau membiayainya kembali ke kampung halamannya. (Yud)