News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ribuan Unggas di Subang Mati Terserang Flu Burung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan saat melakukan penertiban dan pemusnahan unggas di salah satu rumah di Jalan Tebet Barat Dalam, Jakarta Selatan, Selasa (10/1). Penertiban rutin dilakukan untuk mengantisipasi merebaknya virus flu burung dipemukiman warga. (TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA)

TRIBUNNEWS.COM – Ribuan unggas di Kabupaten Subang yang beberapa pekan lalu dilaporkan mati mendadak, dipastikan terjangkit virus flu burung. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Subang, Agus Sugama kepada Tribun di ruang kerjanya, Selasa (2/7/2013).

Selama Juni 2013, ujarnya, pihaknya telah mendapat tiga laporan kematian unggas secara mendadak. Yakni di Kampung Pandek dan Kampung Kiaragoong, Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, serta di Kampung Ciomas, Desa Karang Mukti, Kecamatan Cipeundeuy.

Di Kampung Pandek, sebanyak 1.400-an itik dilaporkan mati mendadak. Di Kampung Kiaragoong, unggas yang mati sebanyak 13 ekor itik dan 124 ekor ayam. Adapun di Kampung Ciomas, sebanyak 75 ekor ayam kampung yang mati mendadak.

"Hasil pemeriksaan laboratorium, di dua kecamatan tersebut, positif telah terjangkit flu burung. Kami tinggal menunggu surat resminya saja. Kemarin, kami baru menerima pesan singkat saja dari petugas di dua kecamatan itu," ujar Agus.

Pihaknya, kata Agus, telah menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan di lapangan. Dari pemeriksaan tersebut diduga kuat, unggas di kedua kecamatan ini tertular virus dari hewan yang dibawa dari pasar. Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak menjual unggas yang terlihat sakit.

"Jika melihat hewan unggas yang agak janggal, kami imbau kepada masyarakat untuk tidak membelinya. Selebihnya, jika ada temuan hewan unggas yang mati mendadak lagi, segera laporkan pada kami," ujarnya.

Kemarin, diperoleh kabar, kematian unggas secara mendadak juga terjadi di wilayah lainnya di Kabupaten Subang dalam sepekan terakhir. Di Desa Tegal Panjang dan Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tambak Dahan, ratusan ekor itik mati.

"Ini sudah terjadi sejak empat atau lima hari lalu. Saya punya itik 3.500 ekor, tapi 500 ekornya mati. Itik-itiknya sudah saya kubur," kata Sutardi (36), pemilik itik-itik yang mati, Selasa (2/7/2013).

Ia mengatakan, kematian massal unggas peliharaan secara mendadak ini adalah yang kedua kalinya ia alami. Pada kejadian pertama, ujarnya, itik yang mati mencapai ribuan ekor.

"Sebelumnya, ada sekitar dua ribuan ekor itik yang mati mendadak. Kondisinya persis seperti sekarang ini. Saya nggak tahu apa penyebabnya," kata dia. Kematian massal itik secara mendadak juga terjadi di Kampung Kediri, Desa Kediri, Kecamatan Binong. Di desa tersebut, sekitar 500 ekor itik milik Kasum (55) mati. Kematian itik-itik itu sudah terjadi sejak tiga hari lalu. "Karena kematian mendadat itik-itik itu, kamu rugi hingga jutaan rupiah," kata Kasum.

Selain Kasum hal yang sama dialami oleh Maman Suparman, di kampung yang sama. Ternak itik miliknya yang awalnya sebanyak 800 ekor, kini hanya tersisa 40 ekor karena banyak yang mati mendadak. "Titik-itik itu mati pekan lalu. Kami berharap pemerintah bisa turun tangan mencari solusinya," kata Maman. (Trtibun Jabar/men)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini