Laporan Wartawan Tribun Medan Liston Damanik
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Empat dari lima jenazah korban kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta Medan, Kamis (12/07/2013) malam, ditemukan dalam kondisi seluruh tubuh hangus terbakar. Alhasil, sulit dikenali pihak keluarga.
Tiga narapidana dan dua sipir itu sudah dievakuasi ke Instalasi Jenazah Rumah Sakit Umum (RSUD) dr Pirngadi Medan, Jumat (12/7/2013) pukul 04.50 Wib.
DE Situngkir, Seorang keluarga korban, mengaku tidak lagi bisa mengenali fisik keponakannya. Dirinya, hanya dapat mengenali korban dari kartu identitas yang terdapat dalam kantong celana belakang.
"Sudah tidak bisa dikenali. Sudah terbakar seluruh badannya. Cuma KTP di kantong celana sebagai pertanda kalau itu Bona," ujar paman dari Kasi Registrasi LP Tanjung Gusta Bona Hotman Situngkir, 38, salah satu korban kerusuhan yang menyebabkan kebakaran di lapas.
"Mungkin dia terjebak. Kalau mau keluar Lapas, api sudah membesar, kalau lari ke tempat tahanan, sudah rusuh. Si Bona ini memang harus berjaga di situ. Karena dia yang mencatat nama-nama napi yang masuk dan keluar," ungkapnya sekaligus menangis.
Menurutnya, Bona memiliki kepribadian yang baik terhadap semua orang termasuk kepada warga binaan lapas. Karenanya, keluarga meyakini Bona terbakar karena terjebak, bukan dipukuli napi.
Kepala Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan Surjit Singh mengungkapkan, seluruh korban mengalami luka bakar berat.
"Rata-rata semua korban tewas akibat luka bakar 100 persenĀ dengan derajat 5 hingga 6. Sementara satu diantaranya, bernama Nghui Tan, masih dapat dikenali karena mengalami luka bakar 100 persen dengan derajat 3," terang Surjit.
N Panjaitan, isteri tahanan pendamping Yohannes Situmorang, masih mengenali suaminya yang hangus terbakar."Saya kenal dari baju dan wajahnya," kata Panjaitan yang didampingi mertuanya.
Menurut Panjaitan, suaminya ditahan akibat terlibat dalam pembunuhan. Ia berharap pemerintah mau membantu biaya hidup lima anaknya.