Laporan Wartawan Tribun Timur, Rudhy
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang, menggelar panen perdana cabai di Dusun Sambonebone, Desa Palajau, Kecamatan Arungkeke, Jeneponto, Selasa (16/7/2013). Hadir pula Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim.
"Harga cabai turut mempengaruhi perekonomian di Sulsel dan Indonesia," kata Agus, di sela-sela panen perdana cabai.
Agus mengatakan, Jeneponto merupakan daerah yang sangat menentukan. Meskipun dikenal sebagai daerah kering, Jeneponto mampu menghasilkan berbagai komoditas dan tidak bisa dibandingkan dengan daerah lain yang lahannya lebih subur.
"Pemerintah provinsi mengapresiasi kinerja bupati dan jajarannya yang telah bekerja keras meningkatkan pendapatan masyarakat," ujarnya.
Sementara, Dirjen Holtikultura Kementrian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim, mengatakan, luas lahan cabai di level nasional, untuk cabai besar dan cabai keriting mencapai 120 ribu hektar. Sedangkan, untuk cabai rawit mencapai 110 ribu hektar.
"Sulsel punya peluang besar untuk mengembangkan cabai," imbuhnya.
Ia menjelaskan, cabai harus dikembangkan di seluruh Indonesia karena termasuk komoditas yang tidak tahan lama. Apalagi, masyarakat kurang suka dengan cabai bubuk dan lebih tertarik mengkonsumsi cabai dalam kondisi yang masih segar.
"Kebutuhan areal cabai per bulannya mencapai 12 ribu hektar," terangnya.
Menurutnya, cabai juga menjadi bagian untuk menghitung inflasi. Harganya selalu berfluktuasi sehingga bisa mengacaukan perekonomian.
"Tanamlah cabai dengan varietas yang bermacam-macam. Saya senang melihat semangat petani di Jeneponto. Tapi, kita perluas lagi dengan kombinasi yang banyak untuk mengantisipasi. Apalagi, fluktuasinya cukup tinggi," tuturnya. (Rud)