Laporan Wartawan Surya, David Yohanes
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Ratusan warga binaan dengan khusyuk mendengarkan ceramah mantan narapidana (napi) yang kini menjadi ustadz, Anton Medan di Masjid Attaubah, Lembaga Pemasyarakatan Klas I Lowokwaru, Kota Malang, Rabu (24/7/2013)
Menurut Ketua Perhimpunan Islam Tionghoa Indonedia (PITI) ini, sebagai penghuni penjara tidak perlu berkecil hati. Sebab lebih banyak orang jahat yang ada di luar penjara, mulai dari Istana hingga ke jalanan. Namun mereka belum apes saja sehingga tidak masuk ke penjara.
“Kita yang di dalam penjara ini kan yang sudah apes, sementara banyak pejabat di luar sana yang belum apes seperti kita,” ujar Anton, disambut tepuk tangan dan tawa dari para napi.
Anton menegaskan, agar napi tidak berkecil hati selama di dalam penjara. Menurutnya, banyak tokoh besar yang dilahirkan dari penjara. Dia mencontoh tokoh Buya Hamka, Nelson Mandela dari Afrika Selatan maupun Xanana Gusmao dari Timor Leste.
Tokoh-tokoh tersebut mau berubah di dalam penjara, dan saat keluar penjara menjadi sosok baru. Anton juga mencontohkan dirinya sendiri, yang sudah pernah di penjara selama 18 tahun tujuh bulan di 17 penjara berbeda. Namun selama di penjara mau belajar agama, dan mau berubah dari kehidupan lama.
“Mohon ampunan kepada Allah, pasti dosa kita diampuni-Nya. Jangan lupa belajar agama selama di penjara, agar kita mendapatkan hidup yang baru,” ucapnya.
Anton juga memberi semangat, bahwa napi bukanlah orang jahat. Napi adalah manusia-manusia cerdas dan pintar, namun menempuh jalan yang salah. Untuk itu, Anton mengajak untuk berubah dan menjadi lebih baik. “Di luar sana banyak maling dan rampok uang negara yang merugikan lebih banyak orang. Kita doakan saja, mereka untuk bertobat jangan kita benci,” tambahnya.
Dengan berseloroh, Anton mengaku siap menjadi Presiden. Bahkan jika terpilih, dirinya akan membebaskan semua napi yang dipenjarakan karena KUHP. Sebab sudah lebih dari setengah abad, Indonesia merdeka dan tidak layak menghukum warganya dengan hukum Belanda. Anton mempunyai syarat mau menjadi presiden, jika para napi mau menjadi wakil rakyat (angota DPR). “Bukan mustahil kalian bisa menjadi wakil rakyat seperti saya yang bisa menjadi seorang ustadz. Makanya tidak usah berkecil hati, tetap semangat,” tegasnya.