TRIBUNNEWS.COM , SURABAYA - Sejarah Soekarno cukup lama bengkok. Buku sejarah, utamanya yang diajarkan di sekolah menulis Soekarno lahir di Blitar.
Padahal sejatinya, Sang Proklamator itu lahir di Kota Pahlawan, Surabaya 6 Juni 1901.
Rahasia kota kelahiran Bung Karno itu ada dalam catatan Lambert Giebels dalam buku berjudul Soekarno (Biografi Politik 1901 – 1950).
Buku Cindy Adams, Bung Karno; Penyambung Lidah Rakyat. Juga buku Putra Sang Fajar, karya Shohirin.
Namun buku-buku itu tidak menyebutkan alamat pasti. Catatan itu hanya menyebut lokasinya sekitar Pasar Besar, jalan masuk di kampung di seberang Kali Mas.
Rahasia panjang baru kemudian terang benderang sekitar tahun 2010.
Sebuah tim dikomandani Direktur Soekarno Institute, Peter A Rohi melakukan penelusuran.
Tim menyimpulkan, Bung Karno lahir di Kampung Pandean. Tepatnya di Jl Pandean IV rumah nomor 40.
Kini tidak lagi sulit mencarinya. Mayoritas orang sekitar Pandean tahu.
Pekan lalu, Surya kembali menengok. Rumah itu dihuni keluarga Mahmud bersama adiknya Jamilah.
Kondisi fisik rumah sekarang tidak lebih baik dibanding tiga tahun lalu, saat awal ditemukan dan diumumkan sebagai tempat lahir presiden pertama RI.
Dindingnya rumah semakin kusam. Warna cat makin pudar dan sebagian mengelupas.
Jelas sekali, dalam tiga tahun ini tidak pernah tersentuh polesan cat.
“Hidup kami pas-pasan. Kami tidak punya biaya (untuk memperbaiki),” tutur Mahmud ketika ditemui pekan lalu. (idl/ab/aru/bet)