Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNNEWS, TASIKMALAYA– Iwan Priadi (44), warga Kampung Cijeruk Hilir, Kelurahan Cibeuti,
Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, diciduk sejumlah anggota Densus 88 di ketika sedang tidur di rumahnya, Minggu (18/8/2013). Iwan disebut-sebut sebagai terduga teroris terkait penembakan polisi di Tangerang.
Sejumlah anggota Densus 88 dengan menggunakan tiga kendaraan roda empat berplat B dan D mendatangi rumah Iwan sekitar pukul 09.00. Mereka diterima Dede Kurniasih (38), istri Iwan. “Mereka masuk rumah dan menanyakan suami saya serta sepeda motor. Saya terkejut karena mereka seperti buser,” ungkap Dede, saat ditemui di rumahnya.
Setelah menanyakan Iwan, anggota Densus terlebih dulu melakukan penggeledahan di sejumlah ruangan termasuk kamar tidur anaknya. Setelah itu mereka merangsek lentai II tempat Iwan tiduran. Tak
lama Dede menyaksikan suaminya digiring ke bawah. Lalu mereka keluar menuju rumah orang tua Dede, tak jauh dari rumahnya.
Rupanya, kata Dede, di rumah mertuanya itu anggota Densus 88 meminta ditunjukkan koleksi buku-buku milik Iwan. Selama sekitar dua jam berada di rumah orang tua Iwan, anggota Densus lantas kembali ke rumah menemui Dede sekitar pukul 11.00, dan menanyakan di mana HP milik Iwan.
“Saya jawab tidak tahu,” tutur Dede. Anggota Densus sempat melakukan pencarian. Tapi karena tak ditemukan, mereka kemudian pergi sambik membawa Iwan. Dede mengaku tak mengetahui siapa
yang membawa pergi suaminya. “Situasinya membuat saya panik, sehingga tak sempat menanyakan mereka dari mana,” ujarnya.
Menurut Dede, sebelum anggota Densus 88 membawa Iwan, salah seorang anaknya sempat bertanya mau dibawa ke mana bapaknya itu. “Orang itu menjawab, tenang nanti juga dipulangin lagi,” ujarnya. Ia mengaku masih kebingungan dengan peristiwa yang menimpa suaminya. Namun ia berencana lapor ke polisi.
Sumber di kepolisian menyebutkan, Iwan merupakan terduga teroris dan diduga terlibat dalam aksi penembakan polisi di Pondok Aren, Tangerang. Yakni Bripka Ahmad Maulana dan Aiptu Kushendratna,
Jumat (16/8) malam lalu. Menurut sumber itu, Iwan diduga berperan sebagai pemasok motor bagi eksekutor. Makanya anggota Densus 88 sempat menanyakan keberadaan sepeda motor itu.
Ketua RT setempat, Abdurahman, mengatakan, Iwan selama ini dikenal sebagai orang baik dan ia aktif disebuah ormas. Ia asli kelahiran Cijeruk Hilir. Sehari-harinya ia lebih sering berada di rumah setelah menjalankana profesinya sebagai tukang jual beli ikan. Ia juga sesekali pergi ke luar kota untuk urusan organisasi.
“Tapi kalau ke luar kota tidak sampai lama,” jelasnya, seraya menyebutkan, selama ini tidak
banyak tamu yang biasa berkunjung ke rumah Iwan.
Menyusul penangkapak Iwan, puluhan tetangga serta warga lainnya berdatangan ke sekitar rumah Iwan. Mereka mengaku terkejut dengan aksi penangkapan itu, karena selama ini Iwan dinilai sebagai orang baik. “Kami terkejut. Mudah-mudahan saja ia bukan teroris.
Apalagi katanya kepada anaknya, petugas berjanji akan memulangkan Iwan,” ungkap salah seorang tetangga Iwan.