Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Wawan Perdana
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Wacana tes keperawanan bagi siswa sekolah menengah atas dianggap bertolak belakang dengan program Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Wacana itu dikhawatirkan membuat siswa jadi takut sekolah dan merusak masa depannya.
"Kami tak mau siswa perempuan itu berpikir untuk melakukan aborsi. Wacana itu sangat bertentangan dengan program. Semestinya Diknas Prabumulih menjalin koordinasi yang baik dengan BKKBN Prabumulih," jelas Kasubdit Bina Ketahanan Remaja BKKBN Sumsel, Nyimas Zainab, Rabu (21/8/2013).
Menurut Zainab, kegiatan seks bebas muncul dari pondasi keluarga yang tak kuat. Oleh sebab itu, BKKBN memiliki program Pusat Informasi dan Konseling (PIK) di SMA, Generasi Berencana (Genre) di perguruan tinggi, dan program Binda Keluarga Remaja.
"Melalui program-program itu diberikan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi. Bahaya seks bebas dan pernikahan dini," kata Zainab. (Wan)