News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelapa Bertunas Tiga Tumbuh di Sempulang

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sepuluh tahun yang lalu, Parji, warga RT 7 Desa Sempulang, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, menemukan buah kelapa bertunas t

Laporan Wartawan Tribun Kaltim: Sarassani

TEIBUNNEWS.COM TANA PASER - Sepuluh tahun yang lalu, Parji, warga RT 7 Desa Sempulang, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, menemukan buah kelapa bertunas tiga diantara tumpukan buah kelapa belakang rumahnya. Sekarang tunas itu tumbuh besar, bahkan sudah berkali-kali dipanen buahnya oleh pemiliknya.

"Buah kelapa bertunas tunggal, itu memang biasa. Tapi sebuah kelapa tumbuh dengan tunasnya sampai tiga, itu baru langka. Kalau mau lihat, mari tak tujukkan," kata Parji kepada Tribun, Kamis (22/8/2013).
 
Sesampainya di lokasi yang dimaksud, ada tiga batang pohon kelapa yang tumbuh berdempetan, salah satu pohonnya lebih kecil di bandingkan dua pohon yang lain. "Yang ini, meski terlihat masih muda (baru tumbuh besar), umurnya sama dengan dua pohon ini," ucapnya menjelaskan perbedaan fisik pohon kelapa kesayangannya.
 
Saat ia temukan tahun 2003, lanjut Parji, buah kelapa yang bertunas tiga ditanam dalam sebuah pot. Disamping khawatir dicuri orang, ia juga sudah berjanji pada ayahnya untuk merawatnya. Tidak itu saja, ia juga tak mau mengasihkannya kepada orang lain, meskipun sudah diiming-imingi uang dalam jumlah besar.

"Sempat ditawar Rp 100 juta, itu tahun 2003, saya bisa langsung beli truk waktu itu. Ada juga yang ingin ditukar 2 unit sepeda motor, tinggal pilih di dealer sepeda motor, tidak saya kasih. Itu karena saya ingat pesan Bapak saya agar jangan dijual/ditukar harta benda, tapi gubernur atau serendah-rendahnya bupati yang minta, kasih kan saja," kenangnya.

Karena tidak ada gubernur atau bupati yang memboyong buah kelapa bertunas tiga itu, Parji akhirnya memutuskan menanamnya di belakang rumahnya. Namun Parji mengaku tidak menyesal menolak tawaran yang menggiurkan itu, sebab rizki terus mengalir sejak pohon kelapa itu tumbuh sumbur di belakang rumahnya.

"Dulu hidup kita sengsara, dinding bambu atap daun. Tapi sejak saya menanam dan merawat ciptaanNya (buah kelapa bertunas tiga-red), atas kehendakNya pula rizki terus mengalir. Punya beberapa bidang tanah tanpa dibeli, bahkan 6 hektar diantaranya sudah saya. Jadi kalau tanah- tahan itu saya jual, lebih dari Rp 100 juta yang akan saya dapatkan," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini