TRIBUNNEWS.COM, CISARUA - Panik. Satu kata yang menggambarkan suasana di dalam bus Giri Indah yang saat itu mengangkut jemaat GBI Rahmat Emmanuel, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Seorang penumpang yang selamat, Sarah, mengatakan dirinya duduk di kursi paling belakang sebelah kanan, nomor tiga dari kaca.
Menurutnya kepanikan dan rasa pasrah bercampur aduk dalam perasaan penumpang kala itu sebelum bus Giri Indah menabrak mobil pikap yang bermuatan gas elpiji sampai kemudian terjun bebas ke sungai Ciliwung di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
"Jalannya menurun, kami teriak-teriak berdoa. Semua teriak. Kami pasrah saja, tutup mata semua," kata Sarah kepada Tribun di ruang Anggrek lantai dua RSP Dr. M. Goenawan Partowidigdo, Kamis (22/8/2013).
Menurutnya saat rem bus blong, sopir masih mencoba mengendalikan sebelum akhirnya melompat keluar dari dalam bus. Saat bus masuk jurang, kata Sarah, dirinya pun tak tahu ia terperosok kemana.
"Kami tak tahu masuk mana. Kayaknya masuk sungai kecil. Setelah jatuh, ada di tangan saya mengalir air-air. Setelah itu saya dilarikan naik mobil," tuturnya.