TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Laga Persis Solo kontra PSS Sleman dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Stadion Manahan, Solo, Rabu (4/9/2013), diwarnai beberapa insiden pemukulan.
Informasi terakhir, tujuh orang mengalami luka berat dan ringan lantaran menjadi korban pemukulan dan pengeroyokan yang diduga kuat dilakukan oleh suporter Persis Solo.
Rivalitas tinggi antara dua kelompok suporter, memang menjadi pemicu suasana tidak kondusif selama berlangsungnya pertandingan. Bahkan, seorang pemain PSS, Satrio Aji, harus mendapat lima jahitan di kepala setelah terkena lemparan batu oleh suporter Persis.
Kericuhan, ternyata juga tak hanya melibatkan suporter Persis dan pemain PSS. Di area tribun stadion Manahan, sempat terjadi kericuhan antara suporter Persis solo dan beberapa penonton yang diduga pendukung PSS Sleman.
Seperti yang dialami Syarif (20), yang diketahui sempat mendapatkan bogem mentah dari Pasoepati (sebutan suporter Persis-red) saat melihat pertandingan di tribun stadion Manahan. Sesaat sebelum dipukuli, Syarif sempat ditanya soal KTP oleh para suporter.
Selain Syarif, ada enam orang lainnya yang juga menderita luka berat dan ringan lantaran terlibat aksi pemukulan dan pengeroyokan. Seluruh korban diketahui dirawat di RS Brayat Minulyo, Surakarta untuk mendapat pertolongan medis.
Ketua Slemania, Supriyoko mengaku jika dirinya sangat menyesalkan peristiwa itu terjadi. Menurutnya, sudah seharusnya pertandingan sepakbola terhindar dari tindakan kekerasan apalagi tindakan pengrusakan.
"Seharusnya saling sama-sama menjaga, suporter datang ke stadion untuk mendukung tim, bukan untuk berbuat kerusuhan," katanya.
Supriyoko menjelaskan jika dari kubu Slemania sendiri diketahui tidak ada korban. Keterangan itu, didapat dari proses pengecekan masing-masing anggota oleh para laskar.
Namun, ia menerima laporan ada sejumlah warga Sleman dan Bantul menjadi korban pemukulan. Supriyoko, tengah berupaya melakukan penjemputan korban pemukulan di rumah sakit tempat mereka dirawat.
"Saya belum tahu kondisi terbaru mereka, tapi kami akan menjemputnya agar mereka bisa pulang ke Yogyakarta meski bukan anggota Slemania," kata Supriyoko. (sus)