TRIBUNNEWS.COM - Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan dampak dari erupsi Gunungapi Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Minggu (15/9/2013) dini hari sekitar pukul 02.51 WIB telah menyebabkan masyarakat sekitar Gunung Sinabung mengungsi.
Dalam keterangan pers yang diterima redaksi Tribunnews.com, sekitar 3.710 jiwa masyarakat mengungsi yang tersebar di lima titik. Pengungsi saat ini berada di jambur Taras Brastagi (650 jiwa), jambur Sempakata (750 jiwa), jambur klasis GBKP Kabanjahe (590 jiwa), jambur Desa Payung (320 jiwa), dan di kompleks GBKP Kabanjahe (1.400 jiwa). Semua pengungsi dalam kondisi aman. Belum ada laporan mengenai korban jiwa dan kerusakan dari dampak erupsi tersebut.
BPBD Sumatera Utara telah melakukan koordinasi dengan Pemda Karo, TNI, Polri dan unsur terkait. Peralatan dan logistik bantuan BNPB yang berada di BPBD Sumut telah dikerahkan ke lokasi bencana. Dapur umum telah didirikan untuk memberikan bantuan kepada pengungsi. Pendataan dan penanganan pengungsi masih dilakukan.
Saat ini Gunung Sinabung masih terekam tremor yang menerus. Status gunung tetap Siaga. Monitoring aktivitas gunungapi terus diintensifkan.
Pengalaman penanganan erupsi Gunungapi Sinabung yang pernah meletus pada Agustus-September 2010 telah memberikan banyak pembelajaran bagi Pemda Karo dan BPBD. Pada saat itu erupsi Gunung Sinabung tingginya mencapai 3.000 meter, dentuman terdengar hingga 8 km, dan jumlah pengungsi mencapai 12.000 jiwa.
Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dan mengikuti arahan petugas. Karakteristik erupsi Gunung Sinabung belum banyak dikenali secara lengkap karena sebelum erupsi tahun 2010, gunung tersebut tidak menunjukkan aktivitas dalam waktu hampir seratus tahun.