TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Nekat nian perilaku mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar, Darnisa Putri (22).
Mahasiswi semester akhir Program Studi Ilmu Manajemen ini, nekat meloloskan lima calon mahasiswi baru (maba) tahun ajaran 2013/2014. Modal Darnisa sederhana: menjual nama seorang anak dosen dan guru besar di kampus Oranye itu.
"Tak perlu khawatir. Insyallah bisa kuliah dan dapat NIM (nomor induk mahasiswa) tanpa ikut seleksi," demikian pengakuan Punama Dewi (18), salah satu korban Darnisa, kepada Tribun, Senin (16/9/2013).
Selain Purnama, empat korban lainnya adalah Armayani (18) , Fitriyani (19), Nofita Fatmasari (18), dan Sherli (18). Dewi. Selain itu, terdapat dua korban lainnya asal Bone, sedangkan sisanya asal Bulukumba.
Pihak rektorat UNM menyebut kasus ini kali pertama di UNM. "Ini modus baru," kata Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UNM, Prof Dr Heri Tahir.
Menurutnya pihak tim khusus dari rektorat sudah memanggil pelaku dan para korban dan menjelaskan duduk perkara. Dari penyedikitan tahap awal, dugaan sementara, Darnisa tak bekerja sendiri. "Kami akan telusuri lagi apakah ada orang dalam, pegawai UNM yang terlibat,"ujarnya.
Darnisa yang kini sudah ikut KKN selanjutnya mendapat sanksi akademik. Bahkan, karena terdapat unsur pidana penipuan, kasus Darnisa akan diserahkan ke aparat kepolisian "Kasus ini juga diserahkan ke Komisi Disiplin UNM," kata Pembantu Rektor I Bidang Akademik UNM, Prof Dr Sofyan Salam.
Sofya melihat kemungkinan Darnisa dipecat, drop out (DO) dari kampus. Kelima korban sebelumnya telah mengikuti seluruh agenda Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) baik tingkat universitas maupun fakultas.
Bahkan salah satu korban, Sherli sudah ikut kuliah di prodi Pendidikan Biologi dengan NIM palsu.
Proses masuknya lima maba ini amat janggal. Mereka ikut seleksi ujian penerimaan mahasiswa baru. Meski tak lulus seleksi, Darnisa menjamin mereka bisa kuliah dengan menyetoran Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per orang.
Aksi Darnisa baru ketahuan, setelah lima maba palsu ini ikut perkuliahan tapi namanya tak tercantum dalam absensi.
Mereka lalu melapor ke Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UNM. "Tidak tau mau bilang apa, kami masih syok. Maaf saya belum bisa berbicara apa-apa. Bukannya kami tak ingin koperatif tapi kami masih syok," ujar Fitriyani. (cr5)