News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kembar Parasit

Yani Menangis Terus Begitu Tahu Kondisi Anaknya

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kembaran Ginan Keluar Dari Mulut

Laporan  Wartawan Tribun Jabar Siti Fatimah dan M Zezen ZM

TRIBUNNEWS.COM BANDUNG - KAKI dan tangan Ginan Septian Nugraha, bayi berusia lima hari ini, terus bergerak aktif. Namun sayangnya, bayi berjenis kelamin lelaki ini tidak bisa menggerakkan kepalanya. Dari rongga mulutnya keluar tubuh lain tapi tanpa kepala. Ada dua kaki dan tangan yang semuanya tidak sempurna. Tubuh inilah yang membuat bayi asal Kampung Cikadu RT 28/10 Desa Ciroyom Hilir, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, ini tidak bisa menggerakkan kepalanya. Ironisnya, mulut Ginan harus terus menganga karena adanya tubuh tersebut.

Anak ketiga pasangan Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani (33) ini lahir pada Kamis (19/9) pukul 17.00 di rumah orang tuanya. Saat lahir, Yani dibantu bidan setempat serta seorang paraji. Tidak disangka, Yani, yang melahirkan secara normal, mengeluarkan bayi tapi ada dua tubuh. Satu bayi bertubuh normal, sedangkan satunya lagi tidak normal. Ginan memiliki tubuh sempurna. Ada kepala, dua tangan, dan dua kaki. Namun tubuh satunya lagi yang keluar (bisa dibilang menempel) dari mulut Ginan, hanya tubuh yang besarnya seperti lengan orang dewasa. Namun ada dua kaki meski tidak sempurna. Satu kaki memiliki delapan jari, kaki lainnya hanya empat jari. Selain itu ada satu tangan yang hanya memiliki empat jari. Organ-organ tubuh tersebut juga tidak tumbuh sempurna.

"Saat lahir, di mulut bayi banyak keluar darah. Ternyata ada bayi lain tapi tanpa kepala," kata Ai Rohaeti (45), kakak kandung Yani, ibu kandung Ginan, saat ditemui di ruang tunggu Neonatal Intensiv Care Unit (NICU) lantai satu Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Senin (23/9).

Menurut Ai, setelah dibersihkan, Ginan langsung dibawa bidan ke RS Cibabat, Cimahi. Namun hanya sesaat, Ginan langsung dirujuk ke RSHS. Saat itu Yani tidak tahu kondisi anaknya. Hanya Aep yang tahu serta beberapa kerabat.

"Yani sempat tanya, kenapa bayinya langsung dibawa ke rumah sakit. Dia pengen lihat," katanya.

Hingga kemarin, Yani belum sekali pun melihat anak ketiganya tersebut. Keluarga khawatir Yani akan syok bila melihat anaknya tersebut. Namun karena hingga hari keempat ia juga tidak diperkenankan melihat bayinya dan terus bertanya-tanya. Ai dan Aep terpaksa menceritakan kondisi Ginan.

"Saya tanya, siap nggak kalau dikasih tahu kondisi anak kamu. Dia bilang siap, tapi setelah diberi tahu, dia nangis terus. Dan sampai sekarang tetap belum lihat Ginan," katanya.

Bukan hanya ibunya yang tidak tega melihat. Aep, ayahnya, pun mengaku tidak tega. Ia hanya melihat beberapa kali, itu pun ada yang dilihatnya tidak langsung. "Perasaan reuwas, nalangsa," kata Aep, yang terus menunggu Ginan di RSHS.

Lelaki yang bekerja sebagai penjual es cincau keliling ini tidak memiliki firasat apa pun saat istrinya hamil. Terlebih dua anaknya yang lain, Candra (15) dan Dea (13), lahir sempurna dan tumbuh sehat. Bahkan istrinya, yang beberapa kali periksa ke bidan, dinyatakan kehamilannya sehat dan ada satu bayi. Hanya saja, tetangga banyak bertanya karena perut Yani sangat besar. Berbeda dengan kehamilan sebelumnya. Apalagi hingga usia kandungan sembilan bulan, Yani tidak juga mengalami kontraksi atau tanda-tanda kelahiran.

"Ternyata, setelah sembilan bulan sepuluh hari, istri melahirkan anak kembar, tapi kembaran Ginan sudah mati, nggak ada kepalanya," katanya.

Kini ia berharap ada penanganan cepat pada Ginan. Selain kasihan dengan kondisi Ginan yang tidak bisa menutup mulutnya, istrinya, yang kini masih berada di rumah orang tua Aep, juga masih lemah kondisinya.  Istrinya memang ingin ke RSHS, tapi berjalan juga masih sulit. "Istri masih pendarahan (nifas). Darahnya banyak, tidak seperti waktu melahirkan dua anak saya yang lain," katanya.

Disinggung kondisi Yani saat hamil, Aep mengaku istrinya tersebut sejak usia kehamilan pertama hingga bulan keempat susah makan. Baru setelah masuk bulan kelima, ada nafsu makan setelah minum susu. Istrinya juga tidak mengonsumsi makanan yang aneh-aneh.

"Yah, makan seperti adanya saja. Mungkin ini memang sudah jalan yang harus kami terima," katanya seraya mengatakan dari garis keturunan istrinya ada yang memiliki keturunan kembar.

Ditemui di Desa Ciroyom, bidan Imoyowati, yang memeriksa selama masa kehamilan Yani, pun mengaku tidak menemukan adanya kelainan pada kandungan Yani selama masa kehamilannya. "Kandungan Ibu Yani ini normal-normal saja. Tidak ada tanda-tanda kelainan, apalagi kembar parasit," kata Imoyowati.

Untuk memastikan kesehatan pertumbuhan janin atau kandungan selama masa kehamilan Yani, Imoyowati pernah beberapa kali melakukan tes USG terhadap kandungan Yani. Hasilnya pun sama, tidak terlihat adanya kelainan pada kandungan ibu kandung Ginan tersebut.

Ia menambahkan, ketika bayi Ginan dilahirkan pada Kamis (19/9) lalu sekitar pukul 16.00, dirinya yang ikut membantu proses persalinan Yani bahkan tidak menyaksikan adanya tanda-tanda bayi yang dilahirkan akan kembar. Kelainan baru terlihat setelah seluruh kepala Ginan keluar dari rahim sang ibu. "Setelah lahir, baru terlihat seperti ada dua tubuh lengkap dengan tangan dan kaki. Tapi kepalanya hanya satu. Tubuh yang satunya itu menempel pada mulut sang bayi," tutur Imoyowati.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) KBB, dr Pupu Sari Rohayati, mengungkapkan ia sudah menerima laporan mengenai bayi kembar parasit tersebut. Untuk menyelamatkan sang bayi, Pupu memprediksi kemungkinan besar Ginan harus segera menjalani operasi pemisahan.

"Untuk biayanya perlu dikaji dulu dari mana sumbernya. Kami masih terus melakukan komunikasi dengan RSHS," kata Pupu seraya mengatakan kasus conjoint twin parasitic atau kembar parasit baru pertama terjadi di KBB.

Kepala Bagian Humas dan Protokoler RSHS, dr Tengku Djumala, mengatakan Ginan adalah bayi kembar siam. Istilah medisnya conjoint twin parasitic. Saat lahir, berat badan Ginan dan kembarannya mencapai 3,8 kilogram. Kondisi Ginan sehat, sedangkan kondisi kembarannya, ia tidak menjelaskan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini