TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum diterjang air bah di hulu Batang Kuranji, Padang, Sumatera Barat, delapan mahasiswa Universitas Andalas sedang melakukan survei pendahuluan, untuk acara pelantikan baru anggota pecinta alam.
Diduga, mereka kurang waspada terhadap akan datangnya gulungan air bah saat melakukan survei, sehingga akhirnya tersapu.
"Mereka senior, sedang menyiapkan untuk acara pelantikan," kata Koordinator Manager Pusdalops PB-BPBD Sumbar Ade Edward saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (28/9/2013).
Menurut Ade, saat survei untuk melintasi kawasan hulu Batang Kuranji, Bukit Barisan, kedelapan mahasiswa memang harus berjalan memasuki sungai yang mengalir, karena banyak tebing-tebing curam di sekitarnya. Ketika peristiwa terjadi, lanjut Ade, cuaca sedang hujan lebat dan deras.
"Hujan lebat di hulu. Mereka memang kurang pengalaman. Mereka tidak memonitor peningkatan air, lalu terkepung air," jelasnya Ade.
Ade memapakan, proses pencarian empat korban sapuan air bah terus dilakukan. Tim-tim yang terdiri dari Basarnas, PMI, BNPB, dan pecinta alam, menunggu di sekitar jembatan yang di bawahnya mengalir sungai.
Tim tidak bisa melakukan pencarian dengan cara masuk ke sungai, karena debit air masih tinggi dan arusnya deras.
"Kami tunggu di jembatan-jembatan pakai lampu, kalau ketemu kami turunkan tali," ungkap Ade.
Sebelumnya diberitakan, dua mahasiswa pecinta alam Universitas Andalas tewas usai tersapu air bah di hulu Batang Kuranji, Padang, Sumatera Barat.
Sementara, empat lainnya hingga kini masih dilaporkan hilang, dan dua orang berhasil menyelamatkan diri, dengan meraih tepi-tepi tebing. Mereka yang berhasil selamat adalah Ivo dan Rama.
Sementara, dua orang yang meninggal dunia bernama Elin dan Artika. Empat orang yang hingga kini masih dicari bernama Rizki, Aidil, Deni, dan Veglan. (*)