Laporan Wartawan Tribun Medan / Akbar
TRIBUNNEWS.COM SIANTAR - Tawuran anak sekolah terjadi di seputaran Pasar Horas dan Jalan Husni Thamrin Kota Siantar, Selasa (8/10/2013) sekitar pukul 14.00 WIB. Akibat tawuran anak sekolah tersebut, dua unit mobil penumpang (Mopen) rusak karena terkena lemparan batu. Mengetahui hal tersebut, pihak Polresta Pematangsiantar langsung turun kelokasi tawuran dan mengamankan 24 orang siswa dari berbagai sekolah.
Menurut informasi yang diterima di Polresta Pematangsiantar, 24 anak sekolah itu berasal dari SMK Negeri 2 Siantar yang berada di Jalan Asahan, SMK Cinta Rakyat, SMK GKPS dan SMK Parbina. Di Mapolresta Pematangsiantar, sebagian dari mereka mengaku sebagai korban pemukulan siswa SMK HKBP Siantar yang berada di Jalan Ahmad Yani Kota Siantar. Kemudian para siswa yang diamankan, juga terlibat aksi saling lempar batu dengan ratusan siswa SMK HKBP.
Informasi yang dihimpun dari beberapa lokasi, tawuran ini terjdi saat beberapa siswa dari berbagai SMK (GKPS, Parbina, Cinta Rakyat dan SMK Negeri 2) nongkrong disalahsatu warung yang berada di Jalan Husni Thamrin persis di dekat Pasar Horas
Dari informasi yang dihimpun dari sejumlah lokasi, peristiwa tawuran itu terjadi disaat sejumlah siswa dari berbagai SMK (GKPS, Parbina, Cinta Rakyat dan SMK Negeri 2), sedang nongkrong disalah satu warung di Jalan Husni Thamrin dekat Pasar Horas, sekira jam 14.00 WIB.
Di Mapolresta Pematangsiantar, Diki Ambarita siswa SMK Cinta Rakyat mengatakan saat itu dirinya dan beberapa orang temannya sedang nongkrong diwarung yang berada di Jalan Husni Thamrin untuk menunggu mopen yang akan mereka tumpangi menuju rumah masing-masing. Siswa SMK cinta Rakyat ini mengaku saat dirinya dengan temannya sedang nongkrong (duduk-duduk), tiba-tiba tanpa mengetahui penyebabnya, sekelompok siswa SMK HKBP memukuli dirinya.
Karena tidak ingin menjadi bulan-bulanan, Diki dan teman-temannya menghindar dengan cara melarikan diri dari lokasi pemukulan. "Nggak tahu kami kenapa dipukuli pak. Tiba tiba, aku dipukuli,"kata Diki Ambarita. "Saat kami lari, kami dikejar sama gerombolan siswa SMK HKBP hingga akhirnya diamankan polisi,"katanya di Mapolresta Pematangsiantar, Selasa (8/10). Pernyataan Diki itu dibenarkan siswa SMK lainnya. Menurut mereka, mulai dari kemarin, Senin (7/10) para siswa SMK HKBP sengaja mencari semua siswa dari berbagai SMK. "Jika ditemukan, maka dipukuli,"kata Siswa SMK Cinta Rakyat yang diketahui bernama Renol Sirait. "Kami diamankan petugas dari Jalan sabang Merauke Ujung,"ujarnya.
Dampak dari tawuran puluhan siswa SMK itu, membuat dua unit mopen merek Srigala dan Sinar Bangun rusak. Kedua mopen itu pecah dan retak pada bagian kaca depan, karena terkena lemparan batu. Eko Sahputra, sopir mopen Srigala mengatakan, saat kejadian mopen yang ia kemudikan sedang mengantri untuk mendapatkan sewa di Jalan Husni Thamrin dekat Pasar Horas.
Namun mendadak dari berbagai arah, Eko menyaksikan tawuran antar anak sekolah, dengan saling melempar batu. Meski sudah dicoba untuk menghentikan tawuran tersebut, tetap saja para siswa yang terlibat tidak menghiraukan. "Aksi lempar-lemparan tetap berlanjut,"katanya. Ia mengaku, batu yang dilemparkan kelompok siswa dari berbagai SMK mengenai kaca bagian depan mopen yang dikemudikan Eko. "Seketika kaca mopen saya pecah. Namun kacanya tidak berserakan,"ujarnya.
Selang beberapa menit tawuran, kata Eko, pihak Polresta Pematangsiantar berhasil membubarkan tawuran tersebut. Para siswa yang terlibat bentrok lari ke berbagai arah. Sebanyak 24 siswa didapati dari beberapa lokasi, seperti di Jalan Cokro Aminoto, Jalan Sabang Merauke, RSU Dr Djasamen Saragih dan lokasi lainnya. Hanya saja, dari 24 siswa yang diamankan tak satupun berasal dari SMK HKBP.
Informasi yang didapat dari sejumlah siswa yang diamankan petugas dari Jalan Sabang Merauke menyebutkan, siswa SMK HKBP yang menyerang siswa dari berbagai SMK, dibantu oleh warga (remaja) Kelurahan Tomuan dan anak Punk.
Sementara itu dari markas Polres Siantar, terlihat ke 24 siswa dari berbagai SMK diberikan pembinaan oleh Kasat Binmas, AKP T Sitepu. Selanjutnya, orang tua dari ke 24 siswa tersebut dihadirkan. Hingga berita ini diturunkan, sejumlah orang tua siswa sudah berada di Polres Siantar dan mendengarkan arahan dari Kasat Binmas Polresta Pematangsiantar. (akb/tribun-medan.com)