TRIBUNNEWS.COM PAREPARE-- Sekitar 9 pelajar salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Parepare, diketahui mengkomsumsi sebelum jam pelajaran berlangsung, Jumat (11//10/2013).
Terungkapnya, penggunaan pil koplo di kalangan pelajar SMP tersebut, berawal saat Kepala Dinas Pendidikan Parepare, Mustafa Mappangara, melakukan kunjungan di sekolah tersebut.
" Kebetulan saya sedang melakukan pemantauan, saat memantau saya lihat ada beberapa pelajar yang mukanya memerah. Saat ditanya, mereka memberikan jabawan yang ngelantur," kata Mustafa Mappangara, yang dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Mustafa menjelaskan, dari sembilan pelajar yang ditemukan teler tersebut, tujuh di antaranya adalah perempuan dan dua lainnya laki-laki.
Hanya saja, Mustafa enggan membeberakan nama nama pelajar pengguna pil koplo tersebut. Ia hanya mengaku sudah memanggil kepala sekolah setempat dan guru bimbingan konseling (BK).
" Setelah dibujuk sedemikian rupa, dua diantara 9 pelajar tersebut mengakui jika gunakan pil itu. Ini yang sementara kami bahas dengan pihak sekolah termasuk dari mana mendapatkan barang tersebut," kata Mustafa Mapangara.
Ia juga mengaku telah mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak kepolisian, khususnya dengan Satuan Narkoba Polres Parepare.
" Kami sudah koordinasikan hal ini dengan aparat kepolisian. Kami mencurigai memang ada sindikat pengedar di kalangan pelajar," tegasnya.
Sementara itu, Guru Bimbingan Konseling (BK) sekolah setempat, Sadli mengatakan, ia memang sudah mencurigai sejumlah pelajarnya menggunakan pil haram tersebut.
"Itu terlihat dari gairah belajar mereka, yang hilang dan kerap menjawab ngelantur saat ditanya oleh guru saat pelajaran berlangsung," jelasnya.
Namun, ia menegaskan jika pihaknya belum pernah memergoki langsung transaksi pembelian pil tersebut di kalangan pelajar.(ali)
Side Bar
Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare, Mustafa Mappangara, mengaku jika predaran pil koplo atau disebut dawang, oleh warga setempat bukan hanya di satu sekolah saja.
" Kami curigai hal ini tidak hanya beredar di sekolah ini. Tapi sejumlah pelajar atau siswa di sekolah lainnya. Ini yang sementara kami selidiki dengan berkoordinasi dengan aparat kepolisian," kata Mustafa Mappangara.(ali)