TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Puluhan warga mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Pamekasan Peduli Sehat (AMPAS), menggelar unjuk rasa di depan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan, Jumat (18/10/2013).
Aksi itu, merupakan buntut dari kekecewaan warga atas pelayanan rumah sakit yang melarang pasien dijenguk oleh keluarganya. Aksi ini, diwarnai blokade jalan di depan RS. Para pendemo melakukan aksi tidur di badan jalan.
Unjuk rasa ini, menyebabkan arus kendaraan dari arah Surabaya menuju kota Pamekasan macet total. Blokade jalan ini berlangsung sekitar 15 menit, dan membuat aparat kepolisian kebingungan. Pasalnya, aksi ini sebelumnya disebut akan berlangsung di kantor DPRD Pamekasan. Namun, massa mengalihkannya ke RS.
Koordinator aksi Wahyu Garuda mengatakan, pelayanan di RS itu sangat mengecewakan warga. Terbukti dengan dilarangnya anggota keluarga pasien menunggui pasien. Bahkan, beberapa waktu lalu, ada kejadian pasien meninggal di bangsal A, tanpa ditunggui oleh anggota keluarganya.
Padahal, anggota keluarganya sudah meminta baik-baik kepada satpam yang bertugas. "Di rumah sakit Pamekasan orangtua pasien tidak boleh menunggui, apalagi orang lain. Ini bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan di mana saat orang mau meninggal harus ditunggui oleh orangtuanya," kata Wahyu.
Larangan bagi keluarga pasien mengunjungi pasien, juga tidak didukung dengan fasilitas penunjang, seperti ruang tunggu bagi keluarga pasien yang memadai, ketersediaan air, kamar pasien pengap, dan pengunjung yang tersebar di emperan RS.
"Kami ingin peraturan baru itu dihapus dan penuhi fasilitas yang ada di rumah sakit. Sebab peraturan itu bertentangan dengan tradisi orang Madura dan mengandung diskriminasi. Khususnya bagi pasien keluarga miskin," imbuh Wahyu.
Demo ini bubar, karena tidak ada perwakilan dari RS yang menemui pendemo. Namun mereka mengancam, akan menggelar aksi susulan pada hari Senin mendatang.