News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menara SUTT di Jatigede Dibongkar

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menara SUTT

TRIBUNNEWS.COM SUMEDANG,  - Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan pembongkaran menara dan jaringan kabel saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 KV Parakankondang-Malangbong, di kawasan calon genangan Bendungan Jatigede. Pembongkaran dilakukan di 30 titik menara dan jaringan SUTT.

"Kami akan memindahkan menara dan jaringan SUTT ke luar dari kawasan genangan Bendungan Jatigede," kata perwakilan PLN UPT Cirebon, Caca Casdiatna, di lokasi pembongkaran, Jumat (18/10).

Caca mengatakan pembongkaran dimulai dari wilayah genangan, yakni titik menara 12 di Jatigede sampai titik menara 48 di wilayah Wado. "Pembongkaran menara dan jaringan listrik ini tidak menganggu pasokan listrik ke warga," katanya.

Pasakon listrik ini berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Parakankondang, Jatigede. Listrik ini untuk memasok energi ke Malangbong, Garut. "Pembongkaran ini bukan untuk memutus listrik ke warga yang ada di sekitar daerah genangan," ujar Caca.

Beberapa warga di kawasan genangan Jatigede, waswas dengan adanya aktivitas poembongkaran jaringan listrik SUTT itu. Mereka menilai pemindahan menara dan jaringan listrik SUTT milik PLN tersebut akan mempercepat penggenangan Bendungan Jatigede segera diwujudkan.

"Resah. PLN sudah mulai membongkar menara dan jaringan listrik itu di lokasi genangan. Kalau seperti itu pasti, kawasan ini akan segera digenangi," kata seorang warga di Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja, Komarudin (48), saat menanyakan pembongkaran menara listrik PLN di Kampung Tanjungsari,.

Menurut KOmarudin, warga cemas karena menara listrik PLN sudah mulai dibongkar sementara warga masih kebingungan kemana akan pindah. Alasannya, ujar Komarudin, karena belum jelasnya informasi tentang penggenangan. (std)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini