Laporan Wartawan Surya Nuraini Faiq
TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Abdul Qodir (63), dukun abal-abal alias dukun palsu asal Desa Talun, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, berhasil memperdayai warga Kabupaten Mojokerto.
Bahkan, kakek ini diperkirakan berhasil meraup uang ratusan juta dari pekerjaannya menjadi dukun palsu tersebut.
Namun, pekerjaan ini membawa konsekuensi hukum. Dia kini harus meringkuk dalam terungku Polres Mojokerto. Qodir tertangkap setelah berhasil memperdayai Mincuk Widodo (48), pedagang rumahan asal Dusun Kesono, Desa Candiharjo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Tidak main-main, menurut pengakuan korban Widodo, hartanya yang berhasil diperdaya mencapai Rp 219 juta.
"Sebenarnya, Mbah Qodir itu sudah berhasil lolos setelah memperdaya warga Mojokerto ini. Karena salahnya sendiri, si dukun palsu itu memberikan batangan emas palsu pula," ucap Kasat Reskim Polres Mojokerto AKP I Gede Suartika saat mengamankan dukun palsu itu, Rabu (30/10/2013).
Penangkapan Mbah Qodir ini, bermula ketika kekecewaan Widodo sebagai pasien tak bisa ditoleransi. Sebab, korban ini menerima emas batangan saat dirinya diajak menggelar ritual di Jolo Tundo. Seusai melakukan ritual ini, tiga batangan mirip emas bergambar presiden pertama RI Soekarno diterimakan.
"Namun, saat batangan emas itu hendak dijual di toko emas, kedok Mbah Qodir terbongkar. Ternyata batangan emas itu hanya kuningan yang tak memiliki nilai sama sekali. Padahal korban harus mengganti Rp 30 juta saat itu," tambah I Gede yang meminta kepada warga yang pernah menjadi korban melapor..
Di kampungnya, Abdul Qodir memang dikenal sebagai paranormal. Kiprah dan reputasinya sudah tersohor hingga pasiennya dari banyak daerah. Termasuk Widodo pun kepincut. Terutama membantu warga yang gagal dalam bisnis dan usaha.
Awalnya, pada Juli lalu Widodo juga mengalami hal yang sama dengan pasien lainnya. Pedagang di kampung Candiharjo jatuh bangkrut. Kondisi inilah yang dimanfaatkan Mbah Qodir. Terus, harta pedagang ini malah makin dikuras dengan dalih mengembalikan keadaan lebih baik.
Widodo sudah menyatakan hendak berbisnis emas batangan. Pada pertengahan 2013 lalu itu, korban menurut saja saat diajak ritual di pegunungan Jolotundo. Setelah berada di kawasan pegunungan itu, korban mendadak diberi batangan logam berwarna kuning keemasan. Bertuliskan 24 K dan logo garuda sebagai pertanda emas murni.
Seusai memberikan batangan emas sebanyak tiga buah, Mbah Qodir yang mengaku beristri dua itu tak meminta imbalan apa pun. Namun, hari berikutnya, baru minta tembusan atas batangan logam itu sebesar Rp 30 juta.
Dengan caranya yang halus, korban pun tak merasa bahwa dirinya telah ditipu. Sampai permintaan pelaku terus berlanjut hingga korban mengeluarkan uang tunai dengan total telah mencapai Rp 219 juta. Karena Widodo makin terlilit utang, dia berniat menjual batangan emas palsu tersebut.
"Saya jual di toko emas Prambon, Sidoarjo. Tapi tak laku. Kami berusaha minta pertanggungjawaban dan Mbah Qodir hanya pasrah hingga saya melapor ke polisi," kata Widodo.
Dengan mudah, Polres Mojokerto membekuk Mbah Qodir. Menariknya, dukun palsu ini diringkus saat henfak mencoba mobil yang baru dibelinya, mobil Hyundai Atoz. "Saya melakukan ini (dukun palsu) karena tak kuat dengan permintaan istri kedua saya. Masih muda 21 tahun. Tapi permintaanya neko-neko," kata Mbah Qodir.