TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Ribuan siswa yang bersekolah di SD dan SMP di kawasan calon genangan Jatigede terancam putus sekolah, jika Jatigede digenangi air.
Rencananya, Februari 2014, penggenangan Bendungan Jatigede akan dimulai dan ribuan warga harus pindah, termasuk siswa sekolah mulai SD sampai SMP. Padahal proses relokasi ribuan warga masih belum jelas, termasuk ke mana mereka harus pindah.
"Salah satu dampak akibat pembanguan Bendungan Jatigede adalah hilangnya fasilitas pendidikan. Akibatnya jelas bisa meningkatkan angka putus sekolah sampai menurunnya angka melanjutkan sekolah," kata Edi Askhari, Wakil Ketua DPRD yang juga Ketua Panitia Khusus (Pansus) Jatigede, di Gedung DPRD, Rabu (13/11).
Edi mengatakan, di kawasan lokasi genangan Jatigede itu ada 21 bangunan sekolah SD dan madrasah ibtidaiyah (MI) serta empat SMP/MTs dan 5 TK yang akan tenggelam. "Kalau satu kelas di SD ada 25 orang saja dikalikan enam kelas, maka di 21 sekolah itu ada 3.150 siswa yang bisa terhenti proses belajar mengajar," kata Edi.
Menurut politikus Fraksi Golkar itu, sampai kemarin belum jelas bagaimana proses pergantian atas hilangnya fasilitas pendidikan itu. "Kalau jadi digenangi Februari nanti, mau dikemanakan anak-anak sekolah ini. Padahal mereka harus belajar," katanya.
Apalagi, kata dia, dalam rancangan peraturan presiden tentang pedoman penanganan dampak sosial kemasyarakatan pembangunan waduk Jatigede, disebutkan akan ada bantuan kontrak rumah.
"Jadi relokasi warga itu belum jelas dan pemerintah meminta warga untuk mengontrak rumah saat proses pengosongan Jatigede. Di mana lokasi untuk mengontrak rumah itu dan bagaimana proses belajar siswa sekolah itu?" katanya.
Edi menyebutkan masalah pendidikan itu hanya salah satu dampak sosial yang harus diselesaikan dan sampai saat ini belum jelas.
"Proses memindahkan anak sekolah itu bukan hanya pindah tapi harus jelas juga status administrasi sekolahnya. Jangan sampai nanti malah dokumen pendidikan anak-anak sekolah ini hilang sehingga masa depan penerus bangsa ini menjadi tidak jelas," katanya.
Orang tua siswa di kawasan Jatigede juga kebingungan dengan masa depan anak mereka. Mereka belum tahu harus pindah ke mana saat Jatigede mulai digenangi air. "Kami tidak tahu harus pindah ke mana karena tempat relokasi belum jelas," kata Kusnadi Candrawiguna, salah sorang orang tua siswa yang tinggal di Desa Jatibungur, Kecamatan Darmaraja, kemarin.
Ia mengatakan banyak masalah sosial di Jatigede yang belum diselesaikan. "Salah satunya soal nasib anak-anak sekolah kalau nanti Jatigede digenangi. Ke mana anak kami harus sekolah. Tempat relokasi belum jelas sampai saat ini, apalagi pemerintah malah menawari kami untuk mengontrak rumah selama tiga bulan," katanya.
Dengan kondisi seperti itu, ujar Kusnadi, pasti anak-anak sekolah akan terganggu dalam proses belajar dan mengajar.
"Kalau sampai satu hari saja anak-anak kami tidak bisa sekolah akibat penggenangan Bendungan Jatigede, kami akan gugat pemerintah karena telah menelantarkan anak-anak dan menghilangkan hak pendidikan anak-anak kami," kata Kusnadi, yang juga Ketua Forum Komunikasi Rakyat Jatigede. (std)