TRIBUNNEWS.COM BALIKPAPAN, - Komisi IV DPRD Balikpapan meminta Dinas Pendidikan (Disdik) untuk menjamin kelangsungan nasib pendidikan empat pelajar yang terseret kasus jual beli perawan. Diketahui, empat pelajar tersebut kini telah diberhentikan dari sekolahnya. Bahkan informasi yang beredar, tidak ada satupun sekolah di Balikpapan yang berminat menampung keempat siswi tersebut.
"Kita harus lebih arif dan bijak menyikapi persoalan ini. Pemerintah dan pihak sekolah harus mempertimbangkan aspek sosial dan psikologisnya, bahwa si anak masih punya hak untuk menempuh pendidikan. Kalau tidak ada yang mau menampung berarti kita telah mengabaikan amanat Undang-undang tentang Perlindungan Anak," demikian dikemukakan Ketua Komisi IV Ida Prahastuty kepada wartawan, Senin (18/11/2013).
Kasus jual beli perawan berawal dari persekongkolan empat pelajar di sebuah hotel Balikpapan beberapa waktu lalu. Salah satu pelajar yang masih berusia di bawah umur rela menjual keperawanannya kepada lelaki hidung belang demi mendapatkan uang. Kasus itu pun mengemuka setelah salah satu orang tua pelajar melapor ke kepolisian dan ditangani jajaran unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Namun belakangan, laporan kepolisian kembali dicabut lantaran pihak orang tua tidak tahan dengan sorotan media.
Dalam keterangan persnya, orangtua pelajar mengaku jika anaknya tidak bersekolah lagi, meski sebentar lagi memasuki masa ujian. Orangtua bahkan sudah memohon kepada Disdik Balikpapan agar anaknya diberi tempat bersekolah, tetapi upaya itu sia-sia.
Komisi IV sendiri menyatakan akan membicarakan masalah ini lebih lanjut dengan Disdik Balikpapan. Karena jika semua sekolah menutup diri, maka dikhawatirkan nasib dan masa depan sang anak akan terancam. "Kita akan bicarakan ini secara persuasif dengan Disdik, bahwa si anak dalam kondisi apapun punya hak untuk menikmati pendidikan. Kalau semua sekolah menutup diri saya kira bukan hukuman yang bijak. Karena kejadian ini juga bukan keinginan siswa untuk tidak sekolah," ujar Ida.
Di hadapan wartawan, Ida terlihat menghubungi salah satu pejabat Disdik Balikpapan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. "Tolong pak, masalah ini tetap harus dicarikan solusinya," imbuhnya.
Politisi Golkar ini menambahkan, kasus jual beli perawan bukanlah kali pertama terjadi di Balikpapan. Namun pengaduan yang masuk kerap dialamatkan ke kepolisian. Meski begitu pihaknya tidak akan menutup mata untuk menyikapi persoalan ini. "Kasus ini sudah menggelinding bak bola salju yang harus dicarikan solusinya. Kita tetap menghormati keputusan sekolah, tetapi solusi yang bijak juga harus dicari. Tidak boleh bersikap apatis terhadap empat pelajar ini," pungkasnya.