TRIBUNNEWS.COM SAMARINDA, – Konsisten dengan rencana pembangunan rel kereta api sepanjang 191 kilometer di Kalimantan Timur (Kaltim), Pemerintah Provinsi Kaltim akan mengirim 300 mahasiswa asal Kaltim kuliah di Moscow State University of Railway Engineering (MIIT).
Hal itu dikatakan Gubernur Kaltim Awang Faroek yang baru menemui Presiden Russian Railways Vladimir Yakunin di Rusia. Pemerintah Rusia melalui Russian Railways memberikan kesempatan kepada mahasiswa Kaltim untuk menempuh pendidikan di Moskow State University of Railway Engineering mulai tahun ajaran 2014.
Menurut Awang, rencana ini sangat baik untuk menyiapkan sumber daya manusia Kaltim yang mampu berperan aktif dalam pembangunan dan pengoperasian tiga jalur rel kereta api yang akan dibangun di Kaltim, yaitu rel kereta api dari Kutai Barat ke Balikpapan, Muara Wahau ke Lubuk Tutung dan dari Tabang ke Lubuk Tutung.
“Banyak manfaat dari pembangunan rel kereta api tersebut, terutama di bidang perekonomian. Kita memberi kesempatan pada putra-putri Kaltim yang berkomitmen untuk pembangunan, belajar di Rusia. Saya sudah menyepakati MoU dengan Head of the Moscow State University of Railway Engineering (MIIT) Mr B Levin dan Andre Shigaev, Director Kalimantan Railways,” jelasnya, Selasa (19/11/2013).
Saat berkunjung ke Rusia baru-baru ini Awang Faroek berkunjung ke universitas tersebut dan melihat bahwa fasilitas yang sangat lengkap di universitas tersebut. Awang menjamin semua mahasiswa yang dikirim tidak akan mengalami kesulitan. Para mahasiswa yang lolos akan mendapat kursus bahasa Rusia terlebih dulu sebelum menempuh pendidikan di negara itu.
Pada tahap awal Pemprov Kaltim akan menyiapkan kuota 300 mahasiswa yang akan dibiayai melalui program Beasiswa Kaltim Cemerlang.
“Sudah saatnya Rusia menjadi salah satu tujuan pendidikan mahasiswa Kaltim di berbagai disiplin ilmu baik teknik maupun kedokteran. Bagi mahasiswa yang berminat agar segera mendaftar ke Dinas Perhubungan Kaltim untuk mengikuti proses seleksi,” tantang dia.
Terkait rencana pembangunan rel kereta api di jalur Kutai Barat - Balikpapan ini, Awang Faroek juga menjelaskan bahwa rencana tersebut telah disosialisaikan kepada perusahaan tambang batubara, perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri yang berada di wilayah lima kabupaten dan kota yang dilintasi.
Pertemuan juga membicarakan kemungkinan mendesain ulang pembangunan Jembatan Pulau Balang, khususnya untuk pembangunan bentang panjang jembatan tersebut.
“Redesign harus dilakukan mengingat rel kereta api juga akan dibangun memanfaatkan jembatan yang menghubungkan Kabupaten Panajam Paser Utara dengan Kota Balikpapan tersebut. Sisi atas jembatan untuk kendaraan sementara sisi bawah akan digunakan untuk lintasan kereta api,” tutupnya.