TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Harga daging ayam negeri di Bandung dalam sepekan ini, turun hingga Rp 5.000 per kilogram. Hal itu, dikatakan pedagang daging ayam di Pasar Kosambi, Bandung, Amin (49).
"Harga daging ayam negeri terus merosot sejak minggu lalu. "Hari ini, harga daging ayam negeri Rp 25.000 setiap kilogram. Minggu lalu, harganya masih Rp 30.000 per kilogram," kata ketika kepada Tribun, Rabu (4/12/2013).
Menurut Amin, hal itu karena stok daging ayam melimpah tetapi kekurangan pembeli. Di tingkat peternak, ucapnya, harga ayam negeri hidup Rp 12.000 per kilogram sedangkan di tingkat bandar harganya Rp 15.000 per kilogram.
Berbeda dengan harga ayam negeri, harga daging ayam jantan relatif stabil di angka Rp 45.000 setiap kilogram. "Harga ayam jantan hidup di tingkat peternak Rp 18.000 tiap kilogram dan di tingkat bandar Rp 22.000 per kilogram," ujarnya.
Harga daging ayam jantan di tingkat bandar Rp 40.000 setiap kilogram. Sejauh ini, kata Amin, penjualan daging ayam jantan di lapaknya lebih banyak daripada penjualan daging ayam negeri. "Daging ayam jantan banyak yang laku sedangkan ayam negeri saya hanya jual 25 ekor," ujarnya.
Ketua Persatuan Peternak Ayam Nasional (PPAN), Herry Darmawan, mengatakan penurunan harga ayam di tingkat peternak berlangsung sejak satu setengah bulan lalu.
"Harga di kandang sempat Rp 16.000-17.000 terus turun bahkan sempat Rp 11.000 per kilogram," katanya ketika dihubungi Tribun, kemarin
Saat ini, ujarnya, harga ayam negeri hidup di tingkat peternak sebesar Rp 12.000 tiap kilogram. Namun, peternak masih rugi Rp 4.000 per kilogram lantaran modal peternak untuk menernak ayam dari day old chicken (DOC) hingga panen rata-rata Rp 16.000.
Herry mengklaim penyebab turunnya harga ayam itu karena panenan ayam melimpah di kandang-kandang pengusaha besar.
"Sekali panen angkanya bisa sampai ratusan ribu ekor sedangkan peternak-peternak kecil hanya memanen rata-rata 30.000 ekor per peternak," ujarnya.
Dari total penjualan 27 juta ekor ayam per minggu di Jabar, lanjutnya, 70 persen berasal dari para pengusaha besar yang memiliki usaha dari hulu ke hilir mulai dari pembibitan, budidaya, pengolahan pakan, dan pabrik.
"Ayam dari sekitar 15.000-20.000 peternak kecil di Jabar hanya menyumbangkan 30 persen dari total penjualan ayam di Jabar," katanya. Peternak-peternak kecil, lanjutnya, merugi karena mengandalkan budidaya saja. (tom)