Laporan Wartawan Pos Kupang / Julianus Akdit
TRIBUNNEWS.COM OELAMASI -- Puluhan siswi SMP Negeri 3 Kupang Timur, Kabupaten Kupang di Naibonat menyerang para murid SD Negeri Naibonat, persis di depan Markas Batalyon Infanteri 744 di Naibonat, Senin (16/12/2013) pagi.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kupang, Christ Koroh, melalui Kepala Seksi Operasi Penertiban, Johanes Ateng, Senin. (16/12/2013) mengatakan, belum sempat terjadi baku pukul. Sebab niat para siswi itu digagalkan oleh para anggota Satpol PP Kabupaten Kupang.
"Beberapa siswi sudah memanjat pagar sekolah. Bahkan ada yang sudah masuk ke halaman sekolah," jelas Ateng.
Ateng mengatakan, motif penyerangan tidak jelas. Ada yang mengatakan berawal dari saling ejek. Ada lagi yang mengatakan karena rebutan pacar. "Yang disasar adalah murid kelas 6 dan kelas 5 SD. Lalu mereka janjian akan baku pukul di depan sekolah. Namun aksi itu digagalkan karena informasi rencana itu sampai terlebih dahulu ke telinga aparat Pol PP," kata Ateng.
Saat aparat Pol PP tiba di lokasi, para siswi SMP Negeri 3 Kupang Timur berhamburan dan melarikan diri. Hanya 20 siswi SMP yang berhasil ditangkap dan diamankan.
"Mereka kami bawa ke Kantor Pol PP di Civic Center untuk diberi pembinaan. Mereka diwajibkan menandatangani surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya," kata Ateng.
Berikut nama 20 siswi yang diamankan aparat Pol PP, yaitu JMF, L, M, H, MA, LG, DdS, LMDJ, AMdC dan ABS. Selanjutnya, LS, AM, AG, JLF, AX, MJM, F, AJP, AMAC, HS dan FW.
Dua pekan lalu, ungkap Ateng, puluhan siswa SMP Negeri 1 Kupang Tengah di Desa Tanah Merah, menyerang siswa SMP Kristen Reformasi di Kelurahan Tarus.
Namun aksi itu digagalkan aparat Pol PP. Para siswa melarikan diri ketika melihat aparat Pol PP muncul dengan mobil operasi.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 3 Kupang Timur, Hermanus Raja, yang dikonfirmasi terpisah, Senin (16/12/2013) sore mengaku adanya peristiwa itu.
"Saya ditelepon aparat Pol PP. Tapi saat kejadian saya tidak berada di tempat. Saya tidak tahu apa motif kenakalan anak-anak saya itu," kata Raja.
Raja menjelaskan, Senin pagi, ia dan bendahara dana bantuan operasional sekolah (BOS) sedang menjalani pemeriksaan di Inpektorat Propinsi NTT terkait kasus dana BOS. Dan pemeriksaan baru selesai pukul 17.30 Wita.
"Jadi, saya tidak tahu kronologi peristiwa itu. Besok saya ke sekolah baru minta penjelasan dan mencari formula penyelesaiannya seperti apa," kata Raja.
Ia minta agar pihak-pihak di luar sekolah, jangan memprovokasi atau memanas-manasi para siswanya. Biarkan masalah itu diselesaikan secara baik-baik oleh pihak sekolah.
Sampai Senin sore, Kepsek SD Negeri Naibonat, Ny. Justina Kurnia, A.Md, belum berhasil dikonfirmasi. "Pak datang besok saja. Ibu sedang keluar. Katanya ada urusan di luar," kata salah satu pegawai tata usaha. (ade)