Laporan Wartawan Pos Kupang Robert Ropo
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Petani rumput laut di wilayah Sulamu, Kabupaten Kupang, mengeluh menyusul mewabahnya hama ais-ais yang menyerang tanaman tersebut.
Penyakit itu, berupa bintik-bintik putih di batang rumput laut sehingga begitu dipegang atau diangkat langsung patah. Selain itu, akibat terkena hama ais-ais, rumput laut menjadi kerdil.
Hal ini disampaikan warga Sulamu, Filipus Ndun (63) yang juga sebagai nelayan rumput laut ketika ditemui di Pelra Oeba, Kupang, Selasa (17/12/2013).
"Kami petani rumput laut, hanya pasrah hingga hama ini hilang. Rumput laut itu adalah mata pencarian pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Kami tidak ada penghasilan lain seperti kebun atau tanaman lainya. Kami sangat susah kalau begini terus dan berjalan lama," ungkapnya.
Ia mengatakan, petani rumput laut di sana sudah mencoba semua jenis bibit rumput laut tetapi tidak ada jenis yang tahan terhadap penyakit model seperti ini.
Padahal, tuturnya, harga rumput laut sekarang sudah naik menjadi Rp 13 ribu per kilo dari tahun lalu seharga Rp 8 ribu per kilo.
"Saat harga naik, rumput laut kami terkena penyakit sehingga tidak ada hasil. Tahun lalu, harga turun malah hasil dari rumput laut kami bagus," ungkap Filipus Ndun.
Filipus mengharapkan, pemerintah memberikan arahan atau petunjuk bagaimana cara penangulangan hama dan bagaimana cara merawat rumput laut yang baik.
Ia juga berharap, ada bantuan bibit yang berkualitas yang bisa bertahan dari penyakit, pemerintah daerah juga bisa membantu memberikan tali pengikat rumput laut.