TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Lebih dari sepekan jalur penghubung Garut-Bandung via Cisewu terputus total di kilometer 18 akibat longsor. Praktis aktivitas pengiriman hasil bumi dari wilayah Cisewu mengalami hambatan yang berarti.
"Warga kami yang biasa membawa hasil bumi ke daerah Bandung dan sebaliknya sementara terhenti. Jalan sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan," kata Camat Cisewu, Caca Rifai, Sabtu (28/12/2013).
Pemerintah membutuhkan sedikitnya anggaran Rp 5 Miliar untuk memulihkan jalur tersebut. Anggaran sebesar itu, kata Rifai, di antaranya diperlukan untuk pembebasan lahan untuk membuka akses baru, sebab jalur lama tidak bisa diperbaiki lagi.
"Rp 5 miliar itu hasil hitung-hitungan dengan Bina Marga Jawa Barat. Dana itu untuk pembuatan jalan baru termasuk pembebasan lahan dan relokasi korban longsor," ujar Rifai.
Seperti diketahui dalam dua kali peristiwa longsor yang memutuskan jalur propinsi tersebut, turut menjadi korban adalah 14 kepala keluarga dikampung Gunung Batu, desa Cikawung, Cisewu.
Rumah mereka hanyut kesungai setelah tanah pemukiman longsor dihantam banjir aliran sungai Cikawung. "Mereka sudah diungsikan. Tapi tentu harus mendapatkan bantuan berupa tempat tinggal yang baru," pungkas Rifai.