TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kemeriahan pesta malam pergantian tahun dari 2013 ke 2014 tak dirasakan Fernando Tambun. Pria 24 tahun itu hanya bisa mendengar letusan kembang api dari dalam sel tahanan Mapolresta Manado, tak jauh dari lokasi pesta kembang api di Megamas, Manado.
Dia berusaha mengintip percikan kembang api dari langit-langit kamar mandi sel. Namun hanya sebagian yang dia bisa lihat, karena terhalang oleh jeruji dan bangunan lain. Dia pun sontak menangis, menyesal tak bisa merayakan tahun baru bareng keluarga.
"Saya menangis rasa menyesal, ingat keluarga di rumah," kata Fernando kepada Tribun Manado, Rabu (1/1/2013).
Andai saja ia tak terlibat kasus pembunuhan, pemuda itu mengatakan bisa menikmati hangatnya perayaan tahun baru di rumah, ketimbang merasakan dinginnya malam tahun baru di balik jeruji besi.
"Kalau tutup tahun sebelumnya, saya ingat merayakan di rumah bersama keluarga. Kami kumpul berdoa, kemudian ucapkan selamat, sesudah itu kumpul dengan teman-teman," tutur pemuda yang akrab disapa Nando ini.
Saat di luar penjara, orang-orang sibuk berpesta kembang api, Nando mengaku hanya kebagian suaranya saja.
Ia berupaya menyaksikan dari tempat mandi tahanan, karena di situ langit-langitnya terbuka. Tapi tetap saja tak ada yang bisa disaksikan dari tempat itu. "Cuma kilatan-kilatannya saja, kembang apinya tak ada," ujarnya.
Meski kehilangan momen perayaan malam tahun baru, kata Nando, bukan berarti ia kehilangan makna. Setidaknya dalam tahanan pun, ia bisa berdoa kepada Sang Pencipta seperti yang dilakukannya pada perayaan tahun sebelumnya.
"Pas jamnya (detik awal 2014) saya berdoa, di situ saya memang merasakan penyesalan," kata dia.
Dalam doanya, Nando berharap, kasusnya cepat selesai. "Saya punya harapan, kasus cepat selesai, dan ada keringanan dari pihak berwajib," sebutnya.
Berdoa pun, kata Nando, menjadi aktivitas kebanyakan tahanan lainnya. Setelah itu, mereka saling bersalaman satu dengan yang lain. Tak langsung tidur, Nando mengatakan, menghabiskan waktu bercakap-cakap dengan sesama tahanan lain sampai jelang pagi.
Sesal melewatkan perayaan tahun baru sedikit terbayar, kata Nando, ia mendapat kunjungan dari keluarganya. "Keluarga datang pagi harinya, ucapkan selamat, mereka juga membawakan makanan," ujarnya tersenyum.
Ahmad Yasin, tahanan kasus judi togel mengungkapkan, tahun ini ia merasa tertimpa musibah, gara-gara ketangkap berjudi togel. Ia akhirnya merayakan tahun baru di dalam sel penjara. "Memang ingat rumah dan keluarga, rasanya mau menangis," katanya.
Selama hidup, ini kali pertama pengalaman Ahmad merayakan tahun baru dalam penjara. Ia ingat saat setahun sebelumnya merayakan sampai mengadakan pesta. "Tahun lalu, merayakan dengan pesta makan-makan, meriah pokonya, sekarang beda, karena dapat musibah," sebut dia.
Ahmad ingat tahun sebelumnya juga ia memasang kembang api bersama anak-anaknya. Kali ini momen itu terlewatkan.
Namanya juga penyesalan, kata Ahmad, memang selalu datang belakangan. Ia cuma bisa pasrah dan tabah menjalani hukumannya. "Harapan tahun baru supaya bisa cepat melewati hukuman dan kembali kumpul bersama keluarga," kata dia. (ryo)