Laporan wartawan tribun klatim, Januar alamijaya
TRIBUNNEWS.COM BALIKPAPAN, -Meski telah berhenti melakukan kegiatan sejak November kemarin, namun aktivitas seismik yang dilakukan oleh Chevron Indonesia ternyata masih berbuntut panjang.
Salah satu buktinya, saat Senin (6/1/2014) ketika ratusan nelayan dari sekitar pesisir Balikpapan mendatangi kantor Chevron indonesia untuk menuntut hak-hak mereka yang selama ini dianggap belum diberikan oleh perusahaan tersebut.
Aksi yang menamakan diri sebagai Soilidkan atau Solidaritas Nelayan Korban Seismik ini datang ke kantor perusahaan migas Internasional itu sejak pukul 09.30 pagi, dan menggelar orasi meyuarakan keinginan mereka kepada manajemen perusahaan.
Juru bicara kelompok Solidkan, Mappaselle, mengatakan turunnya ratusan nelayan ini ke kantor Chevron karena menganggap pihak perusahaan belum memberikan tanggung jawab selama melakukan kegiatan seismik di perairan Balikpapan.
Pasalnya selama kegiatan itu berlangsung dalam kurun waktu 4 bulan, para nelayan tidak mendapatkan kompensasi memadai dari perusahaan.
Padahal selama kegiatan seismik berjalan, para nelayan kehilangan nafkah mereka dan hasil tangkapan yang berkurang karena wilayah yang selama ini menjadi tempat berktivitas digunakan untuk kegiatan seismik.
Tak puas melakukan aksi di depan pagar kantor Chevron, rombongan massa kemudian bergerak menuju gedung DPRD, disini mereka kembali menyuarakan tuntutan agar didengar olah wakil rakyat.
Sementara selama aksi berlangsung ratusan aparat keamanan juga disebar tak hanya di kantor DPRD, namun juga di kantor Chevron.