News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rumah Sakit Tanpa Kelas Bakal Dibangun di Tanjungsari

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS) rela dirawat dimeja administrasi IGD Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara, menunggu antrian ruang rawat, Kamis (7/11/2013). Permintaan warga akan layanan kesehatan di rumah sakit tersebut tinggi sehingga ruangan IGD dipenuhi warga dan harus menunggu ruangan apabila menjalani rawat inap. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA

TRIBUNNEWS.COM SUMEDANG,  – Pemkab sumedang bakal membangun rumah sakit tanpa kelas. Lokasi pembangunan rumah sakit ini berada di Kecamatan Tanjungsari dan diharapkan mampu menjanngkau warga yang berobat dikawasan Sumedang bagian barat.

Sampai saat ini jumlah tempat tidur di rumah sakit yang ada di Sumedang belum ideal. Sesuai peraturan jumlah tempat tidur bagi pasien itu harus 1 berbanding 1.000 penduduk. Penduduk Sumedang saat ini mencapai 1,2 juta jiwa artinya harus ada minimal 1.200 tempat tidur di rumah sakit.
Nyatanya jumlah tempat tidur di rumah sakit di Sumedang baru mencapai 400 tempat tidur.

“Sampai saat ini Sumedang masih kekurangan ruang rawat inap mencapai sekitar 600 unit lagi. Namun, tahap awal bisa realisasikan sebanyak 200 unit pada 2014," kata Wakil Bupati Ade Irawan saat pembahasan rencana  bisnis anggaran dan rencana strategis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),  Jumat (10/1)

Saat ini Pemkab Sumedang sedang melakukan  kajian akademik sekaligus pengadaan  tanah untuk bangunan rumah sakit. Untuk pembangunan rumah sakit tanpa kelas ini dibutuhkan lahan dua hektare. “Pemkab Sumedang hanya menyediakan lahan saja. Uji kelayakanan sampai pembangunan fisik dilakukan pemerintah pusat,” kata Kepala Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Ramdan Ruhendik Dedi.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan , Retno Ernawati mengatakan, lahan untuk bangunan rumah sakit itu merupakan milik Pemprov Jabar yang dihibahkan ke Pemkab Sumedang. "Jika dilihat sepintas, lokasi yang ada sudah dikatakan layak. Akan tetapi,  tetap saja harus dikaji. Semoga, pembangunannya bisa dimulai pada tahun depan yang tentu saja desain dan segala rupanya disesuaikan  standard WHO," kata Retno.

Menurutnya, biaya pembangunan rumah sakit tanpa kelas ini ditaksir mencapai Rp 150 miliar. "Sumber biaya pembangunannya, bisa melalui kementerian kesehatan atau para donatur yang turut peduli terhadap kesehatan," kata Retno sambil menyebutkan  rumah sakit tipe C atau tanpa kelas ini dikelola langsung oleh Pemkab Sumedang. (std)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini