TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Dampak kerusakan dan korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah Sulawesi Utara (Sulut) 15 Januari 2014 sungguh dahsyat. Dalam laporan resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kepada pemerintah pusat sebanyak 15 orang dipastikan tewas hingga Kamis (16/1/2014).
Namun, jumlah korban kemungkinan besar bertambah lagi karena diperkirakan 20 orang masih tertimbun tanah longsor di kawasan Tambulinas III Lingkungan V Tinoor, Kota Tomohon. Akses jalan Manado-Tomohon juga masih terputus di Tinoor. Gara-gara longsoran itu, jumlah kendaraan yang terjebak di Tinoor sebanyak 125 kendaraan roda empat dan 40 kendaraan roda dua
Kemungkinan 20 orang tertimbuh tanah longsor di Tinoor itu diungkapkan Komandan Kodim 1302 Minahasa. Letkol Teguh Harry Susanto SE yang memimpin evakuasi kepada Tribun Manado, Kamis (16/1/2014).
"Besok (hari ini) kami akan melanjutkan evakuasi di kilometer 16 Tomohon. Di situ diduga ada masyarakat yang berteduh di rumah-rumah lalu kemudian ikut terseret banjir. Diperkirakan ada 20 orang di situ," ujarnya.
Di lokasi longsoran tersebut tiga warga ditemukan tewas pada Rabu (15/1/2014) siang. Ketiga korban tewas yakni Alex Karinda dan cucunya Jeremia Pantouw warga Tinoor, dan Rony Sion Moguni (55), warga Kakaskasen III Lingkungan IV.
Ketiganya meninggal di dua lokasi longsoran berbeda tapi berdekatan di Tinoor. Alex Karinda dan cucunya meninggal di Tambulinas, Tinoor III Lingkungan V. Rony, meninggal di dalam mobil Inova yang dikemudikannya saat membawa dr Olwien Oroh dan anak-anaknya.
Menurut saksi mata, saat tanah longsor menerjang Tinoor puluhan orang yang sedang berteduh di dalam rumah terseret material longsoran termasuk 8 unit sepeda motor dan 8 mobil. Kolonel Harry Susanto mengatakan, selain terus berusaha melakukan evakuasi korban longsor di Tinoor, pihaknya melakukan normalisasi jalan untuk membuka akses jalan Tomohon- Manado yang terputus sejak dua hari lalu.
"Kami dan pihak terkait lainnya masih berusaha membuka titik longsor di Tomohon. Namun hingga saat ini akses ke sana masih tertutup," jelasnya.
Dalam evakuasi Kamis kemarin, juga hadir di lokasi Wali Kota Tomohon Jimmy Eman, Sekretaris Kota Arnold Poli dan Kapolres AKBP Ratna Setiawati. Seorang korban berhasil ditemukan yakni Edo Hermansyah. Putra dari dr Fandy Hermansyah ini ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa lagi. Jenazah Edo ditemukan sekitar pukul 11.30 Wita di lokasi mobil yang terseret sekitar 300 meter dari jalan ke dalam tebing curam. Jenazah Edo langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bethesda Tomohon untuk dimandikan.
"Ya, Edo yang di dalam," ujar John Tampaty, kerabat dekat korban saat keluar dari ruang pemulasaran RS Bethesda.
Jenazah Edo dibersihkan ayahnya dr Fandy Hermansyah dan kakaknya Farno Hermansyah yang selamat dari musibah naas tersebut. Kendati sangat berduka, namun keduanya terlihat tegar. Tak ada banyak kata yang terucap, hanya pandangan yang dilemparkan kepada Edo yang telah terbujur kaku.
Korban hilang yang belum ditemukan yakni, dr Olwien Oroh yang juga ibunda Edo, dan satu lagi istri Alm Fecky yang diduga ikut terseret longsoran. "Dua korban yang sudah dilaporkan hilang dan jelas identitasnya belum ditemukan, yakni dr Olwin dan satu lagi istri alm Fecky. Jadi, besok (hari ini) proses pencarian dan evakuasi berlanjut. Selain keduanya ada juga puluhan warga lainnya yang diduga tertimbun longgsoran di Tambulinas," kata Arnold Poli. (Tribun Manado/war/fin/kev/dma/fer/alp/ika/kel/erv)