TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepedulian Telkomsel sebagai operator selular Paling Indonesia kembali diwujudkan dengan hadirnya Posko Peduli Banjir Karawang yang telah didirikan sejak Sabtu (18/1/2014).
Hari ini Posko Peduli Banjir Telkomsel di Karawang berkesempatan mendapatkan kunjungan dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono.
Posko yang berlokasi yang berlokasi tepat di depan Kantor Telkomsel Branch Karawang Telukjambe Timur, Karawang tersebut menyiapkan bantuan layanan telepon dan charger gratis untuk para pengungsi, korban banjir di Karawang.
Vice President Sales & Marketing Area Jabotabek Jabar Telkomsel Erwin Tanjung mengatakan, Telkomsel bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang juga menyediakan Posko Kesehatan dengan pemeriksaan dan obat Gratis serta bantuan dapur umum untuk logistik para korban banjir.
Telkomsel juga menyediakan ruang ASI, MCK, dan sejumlah penampungan untuk pengungsi korban banjir. Setiap harinya, para sukarelawan dari Telkomsel ini juga membagikan ribuan nasi bungkus dan air panas untuk konsumsi pengungsi.
“Di antara bantuan tersebut kami juga melengkapinya dengan truk yang dilengkapi dengan alat Water Purifier, yang mampu mensuplai air bersih dengan kapasitas 1000 liter/jam, karena kami menyadari bahwa air bersih merupakan salah satu elemen paling penting saat banjir ini,” papar Erwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/1/2014).
Infrastruktur Telkomsel di Karawang berjalan normal tanpa kerusakan berarti, hal ini di berkat tindakan preventif telah dilakukan pada site-site yang rentan terkena banjir serta tindakan mobilisasi 12 unit genset portable dan mobile untuk Base Transceiver Station (BTS) yang kehilangan pasokan listrik. Di samping itu perahu karet, pelampung dan mesin pompa air juga disediakan untuk masyarakat yang membutuhkan evakuasi.
Seperti diketahui bersama puluhan ribu rumah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat masih terendam banjir dengan ketinggian rata-rata mencapai dua meter. Banjir yang terjadi sejak Sabtu (18/1) itu, terjadi akibat meluapnya Sungai Citarum, Cimalaya, dan Sungai Cibeet yang melanda 25 kecamatan di Kabupaten Karawang