Laporan Reporter Tribun Timur Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR,-Asosiasi Rumput Laut Indonesia (Arli) meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk membuat kebijakan yang dapat membantu para petani rumput laut mengembangkan lahannya tanpa kendala cuaca.
Ketua Umum Arli, Safari Azis menjelaskan, penurunan produksi pada tahun tahun lalu mencapai 40 persen. Hal itu karena lahan yang dipakai untuk mengembangkan rumput laut dilanda cuaca yang tidak bagus.
Untuk itu, Safari berharap antara pemerintah dan asosiasi bekerja sama mencari jalan keluar dengan pola pengembangan yang bagus, sehingga ketika terjadi anomali cuaca bisa mencari wilayah yang dikonsentrasikan, misalnya di wilayah pantai barat sedang hujan, maka bisa dipindah ke pantai timur atau selatan.
"Biasanya kalau cuaca buruk, kami memenuhi permintaan ekspor ke luar dengan mencari sampai ke pelosok timur, Seperti Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Jadi walaupun tidak berproduksi di Sulsel, tapi ekspor tetap meningkat," ungkap Safari, Jumat (31/1/2014) usai menemui Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Numang.
Ia menjelaskan, kebijakan yang dimaksud adalah bagaimana agar produksi dan ekspor tetap bagus pertumbuhannya dan ini harus diperbaiki, apalagi tahun 2013, sekitar 70 ribu ton rumput laut, yang diekpsor keluar, dan sulsel menjadi daerah terbesar ekspor setelah jawa timur.
"Produksi pertahun kalau dari Asosiasi 100 - 150 ribu ton, 70 ribu ton diekspor keluar sedangkan sisanya di kirim ke daerah Jawa." Papar Safari
Sementara itu Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Numang mengungkapkan, pihaknya berharap agar pembahasan soal strategi pengembangan itu kembali dibahas dengan duduk bersama, antara asosiasi , pemerintah dan Instansi jajaran terkait, beberapa permasalahan termasuk mendukung ekspor agar bisa lebih meningkat lagi. Serta melakukan pemantauan terhadap ekspor rumput laut .
"Selama inikan selalu fokus pada ekspor keluar, tanpa disadari ternyata ada juga yang disuplai ke daerah inilah yang harus dilakukan pengawasan," kata Agus. (Yud)