TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Banjir bandang yang telah menenggelamkan hampir 75 persen Kota Manado, Sulawesi Utara jelas membuat masyarakat di tanah air merasa prihatin. Tentunya begitu juga dengan pemerintah pusat, namun perhatian pemerintah pusat dirasa sangat kurang.
Dimasa tanggap darurat, pasca banjir bandang, ternyata Walikota Manado hanya menerima uang sebesar Rp.100 juta untuk penanganan tanggap darurat bencana Manado dari Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Walikota Manado, GS Vicky Lumentut dan Kepala BPBD Kota Manado, Max Tatahede dalam keterangan tertulis, Jumat (31/1/2014).
"Di hari ke 16, kami hanya terima uang sebesar Rp.100 juta untuk penanganan tanggap darurat bencana Manado dari Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," ungkap Vicky Lumentut.
Menurut Vicky Lumentut, ia telah bekerja maksimal dengan uang dari pemerintah Kota Manado, walaupun uang dari Pusat hanya Rp.100 juta
Pemerintah kota Manado memutuskan memperpanjang masa Tanggap Darurat hingga 12 Februari 2014.
Pasca banjir, sampah menggunung, sehingga dikerahkan puluhan alat berat dan ratusan truk untuk membersihkan Kota Manado.
"Pemerintah Kota Manado sudah mengerahkan 22 alat berat dan 172 truk 172 untuk membersihkan sampah banjir di Manado," tutur Vicky Lumentut.
Sebelumnya, banjir bandang yang terjadi di Manado 16 hari lalu, telah menenggelamkan 30.000 rumah. Bahkan bencana tersebut telah melumpuhkan aktivitas Kota Manado di 9 kecamatan dan 56 kelurahan.