Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Hingga kini sedikitnya Rp 8 miliar bantuan bencana yang sudah mengalir ke Pemerintah Provinsi Sulut.
Bantuan tersebut menurut Sekprov Siswa Rachmat Mokodongan dalam bentuk barang kebutuhan pokok dan dana tunai dari pemerintah pusat dan swasta.
Rinciannya Rp 3,7 miliar nilai bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Selain itu ada juga dana tunai sebesar Rp 1,2 miliar yang masuk ke rekening Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut. Ada juga dari Kementerian Sosial, barang senilai Rp 3,1 miliar.
"Bantuan itu kami manfaatkan untuk membiayai pengungsi sekitar 7.000 lebih orang makan 3 kali sehari. Kami sampaikan ini untuk menunjukkan bahwa transparansi dalam pengelolaan bantuan bencana," kata Rachmat saat konferensi pers di VVIP Bandara Sam Ratulangi, Rabu (5/2/2014).
Sekprov melanjutkan dari barang senilai Rp 3,7 miliar sudah disalurkan nilainya Rp 2,7 miliar. Sementara sisanya masih distok untuk disalurkan berikutnya. Untuk sumbangan tunai, dari Rp 1,2 miliar baru sekitar Rp 267 juta yang disalurkan.
"Dana-dana ini juga termasuk membiayai petugas turut membantu menangani di posko kesehatan, dapur umum yang bekerja kurang lebih 24 jam sehari," katanya.
Selain itu juga kata Sekprov, dana yang ada digunakan untuk pembersihan Kota Manado, seperti sewa alat-alat berat. Bantuan seperti kompor gas dan peralatan dapur menunggu disalurkan, jika korban banjir sudah kembali ke rumah masing-masing.
Pemprov baru menyerahkan Rp 100 juta ke Kota Manado karena ada alasannya. "Karena kami yakin di APBD kabupaten/kota ada dana tak terduga lain, tentu bukan hanya Pemprov menanggulangi semua," ungkapnya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulut Gemmy Kawatu menyampaikan, ada juga bantuan bahan natura dari Kementerian Sosial senilai Rp 3,1 miliar. Terdiri dari beras, lauk pauk sandang, family kit.
"Bahan Natura itu 75 persen disalurkan di Kota Manado," katanya.
Kepala Inspektorat Provinsi Sulut Mecky Onibala mengatakan, semua bantuan yang disalurkan di audit inspektorat Provinsi Sulut. Penggunaannnya selain disalurkan langsung, dalam bentuk tunai digunakan untuk menyewa alat berat.
"Auditnya sementara berlangsung, kami lakukan tiap hari, nanti jika sudah selesai satu waktu akan kita ekspos ke publik," ungkapnya.