TRIBUNNEWS.COM PANDEGLANG,- Sejumlah orangtua mengaku kecewa kepada pengelola sekolah karena anak-anak mereka diangkut truk saat menuju Pantai Carita sehingga terjadi kecelakaan maut di Pandeglang, Jawa Barat, yang merenggut enam nyawa pada Jumat (7/2/2014).
"Kami merasa kecewa anak-anak diangkut truk seperti ternak. Kekecawaan ini bertambah karena kepala sekolah belum menengok ke sini," kata Ade, orang tua siswa SMKN 1 Pandeglang saat ditemui di RSUD Berkah Pandeglang, Sabtu (8/2/2014).
Ia mengatakan, orangtua mendukung anaknya mengikuti kegiatan Kwarcab Pramuka di bumi perkemahan Pantai Carita. Dia bahkan mengeluarkan biaya kegiatan Pramuka sebesar Rp 70.000 untuk kebutuhan sertifikat, transportasi dan lokasi perkemahan.
Namun dia menyayangkan pihak sekolah menggunakan angkutan truk, terlebih kendaraan itu tidak layak jalan. Seharusnya, kata dia, pihak sekolah mengangkut siswa menggunakan kendaraan layak jalan dan tidak seperti mengangkut ternak.
"Kami tidak menerima dengan membayar uang sebesar Rp 70.000, tetapi diangkut truk," kata orangtua Dea Nurul, siswa kelas II itu.
Menurut dia, kondisi anaknya yang mengalami luka-luka bagian kaki, tangan dan kepala mulai membaik, namun sebagai orangtua tentu dia panik ketika menerima laporan kecelakaan.
Kecelakaan ini, kata dia, tidak akan terjadi jika pihak sekolah mengangkut kendaraan yang layak jalan. "Kami berharap ke depan tidak terulang lagi menggunakan angkutan truk," katanya.
Begitu pula dengan, Tati, orangtua Mutia Sari, siswa kelas II mengakudirinya merasa kecewa sikap kepala sekolah yang tidak mengunjungi pasien di RSUD Berkah Pandeglang.
Semestinya, ujar dia, kepala sekolah datang ke sini untuk melihat kondisi anak yang kini mendapat perawatan di rumah sakit.
"Kami sangat kecewa kenapa anak kami ini diangkut truk sehingga terjadi kecelakaan," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini kondisi anaknya belum sembuh dan perlu mendapat perawatan intensif karena diduga mengalami luka dalam.
"Kami sangat menyayangkan pihak sekolah karena anak diminta uang Rp 70.000, tetapi diangkut truk," katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pandeglang AKP Arismatmoko mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan kecelakaan itu karena kondisi kendaraan tidak layak jalan. Kendaraan truk dengan nomor polisiĀ B 9148 IL itu kondisi rem tangan tidak berfungsi.
Selain itu juga truk itu menggunakan ban vulkanisir, speedometer tidak ada, pedal kap diikat dengan benang dan lima pakem rem terlepas. Pengemudi juga hanya memiliki SIM A dan bukan golongan SIM B untuk sopir angkutan truk, sementara cuaca mulai mendung dan gelap.
Kendaraan truk tersebut juga bukanĀ untuk mengangkut pelajar SMKN 1 Pandeglang yang hendak mengikuti Kwarcab Pramuka di bumi perkemahan Cilurah, Pantai Carita.
"Kami menyimpulkan kecelakaan maut itu akibat rem bolong karena lima pakem rem terlepas," katanya.