Kakek Meminta Jangan Menangis
TRIBUNNEWS.COM SUMEDANG, – Ahmad (80) berjalan tertatih-tatih dalam apitan polisi ketika keluar dari mobil dan digiring masuk ke selasar Polres Sumedang menuju ruang unit pelayanan perempuan dan anak (PPA), Selasa (11/2/2014). Kakek asal Leles, Desa Margamekar, Kecamatan Sumedang Selatan ini dibawa polisi karena dituduh melakukan pemerkosaan terhadap cucunya sendiri yang berusia lima tahun.
“Saya kok dibawa ke kantor polisi mau diapakan,” kata Ahmad yang memakai kemeja kotak-kotak dan celana pendek saat berjalan tertatih-tahi dalam kawaln polisi.
Saat melintas itu, Ahmad berpapasan dengan cucunya, sebut saja Kedasih yang sedang disuguhi makan siang di selasar ruang Reskrim Polres Sumedang. “Itu aki rek dibawa kamana (itu kakek mau kemana),” kata Kedasih yang langsung dipeluk bibinya dan menjauh ke pojok selasar.
Santi (60), nenek korban atau istri Ahmad mengaku ia curiga karena cucunya dalam sehari itu sampai 13 kali kencing dicelana. “Tiga belas kali kencing sehari dan sampai akhirnya tak lagi memakai celana,” kata Santi di Mapolres.
Ia mengaku kejadian terjadi akhir Januari lalu. “Saya sangat kaget ketika membereskan tempat tidur dan membalikan bantal ternyata ada darah yang kering serta bercak putih. Saya lemas dan berpikiran kalau cucu saya menjadi korban pencabulan,” katanya.
Ia mengaku kemudian menelisik korban dan akhirnya mengaku kalau dipaksa kakeknya dan melakukan perbuatan tak senonoh. “Cucu saya dipaksa dan sempat berteriak kesakitan. Kakeknya meminta jangan menangis. Saya langsung bawa cucu saya ke bapaknya,” katanya. Ibu korban sudah meninggal dunia saat Kedasih berusia dua tahun dan bapaknya menikah lagi.
Sementara itu, Ahmad terlihat marah-marah di ruang PPA dan membantah tidak melakukan pemerkosaan terhadap cucunya. “Saya memang mengasuh cucu saya itu sejak kecil sejak ibunya meninggal. Saya selalu di rumah mengasuh sementara istri saya bekerja serabutan mencari nafkah. Tapi saya tidakmelakukan perbuatan dan tak akan mengaku,” katanya dengan mata mendelik.
Kasatreskrim AKP Niko N Adiputra menyebutkan korban sudah divisum dan hasilnya ada luka di alat paling pribadi korban. “Bahkan masih ada spermanya,” katanya. (std)