Laporan Wartawan Surya Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Status Gunung Kelud bakal dievaluasi oleh tim Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Rabu (19/2/2014).
Evaluasi tersebut, untuk menentukan status Kelud masih tetap "awas" atau diturunkan menjadi "siaga" erupsi.
Namun, hingga kekinian, Gunung Kelud masih berstatus awas sehingga zona aman 10 km dari puncak.
"Radius 10 km dari puncak ini, kami rekomendasi aman untuk bahaya gas beracun, lava pijar dan awan panas," ungka Surono, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM kepada Surya Online, Minggu (16/2/2014).
Terkait masih banyaknya masyarakat yang masih tinggal di dalam zona bahaya, Surono menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah setempat, dan aparat keamanan untuk menanganinya.
"Masalah ini memang menjadi dilema, kalau dipaksa nanti melanggar HAM, namun jika dibiarkan akan membahayakan masyarakat," ungkapnya.
Untuk itu, kalau masyarakat masuk ke zona bahaya diminta untuk dikawal aparat keamanan. Namun, pihaknya mengharapkan pada malam hari masyarakat kembali ke tempat pengungsian.
Dari hasil pendataan petugas, masyarakat yang tinggal di zona 10 km dari puncak Gunung Kelud terdapat 63.000 jiwa.
Tapi, kata dia, data penduduk yang telah melaporkan di pengungsian baru 36.248 jiwa.
Surono juga mengungkapkan, masih ada satu alat pemantau Gunung Kelud yang masih dapat berfungsi dengan baik pascaletusan.
"Peralatan itu dapat memonitor perkembangan terkini Gunung Kelud," tandasnya.