TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Warga Kabupaten Kediri yang berada di pengungsian masih enggan kembali ke rumah meski status Gunung Kelud turun menjadi "Siaga".
"Walaupun status sudah turun, sebagian pengungsi masih ada yang tinggal di tempat pengungsian, karena rumah mereka rusak," kata Ketua Bidang Penerangan dan Informasi Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo, di Kediri, Jumat (21/2/2014).
Ia menyatakan, para pengungsi yang masih bertahan itu banyak berada di Kecamatan Puncu dan Kepung.
Tingkat kerusakan bangunan yang paling besar memang terjadi pada dua daerah tersebut.
Menurut dia, pemerintah saat ini terus melakukan pendataan rumah warga yang rusak dampak letusan Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) malam lalu.
Sekitar 19 ribu rumah warga mengalami rusak berat, sedang, atau pun ringan yang tersebar pada empat kecamatan terdampak, yaitu Kecamatan Ngancar, Plosoklaten, Kepung dan Puncu.
Sejumlah logistik terutama material bangunan juga sudah datang, seperti semen, genteng, serta kayu.
Nantinya, bahan bangunan itu akan didistribusikan ke rumah warga yang rusak dengan dipandu perangkat desa setempat.
"Perangkat desa yang lebih tahu rumah warga yang rusak. Bantuan juga terus datang," ujarnya lagi.
Sebelumnya, status Gunung Kelud turun menjadi siaga, Kamis (20/2/2014) yang disampaikan langsung Kepala Badan Geologi ESDM Kementerian ESDM Surono.
Penurunan status itu dilakukan setelah tim Geologi ESDM memantau kondisi Gunung Kelud sejak meletus hingga Rabu (19/2/2014) pukul 24.00 WIB, dan tidak lagi ditemukan aktivitas Kelud berupa tremor vulkanik.