TRIBUNNEWS.COM YOGYAKARTA - Setelah Bandara Adi Sutjipto dibuka kembali, kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Yogyakarta terus meningkat. Wisatawan asing didominasi dari Jepang.
"Terbanyak masih dari domestik, sedangkan wisatawan mancanegara dari Jepang," jelas Deddy Pranowo Eryono, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Selasa (25/2/2014).
Deddy mengungkapkan, wisatawan dari Jepang yang datang berkunjung ke Yogyakarta karena mereka sangat penasaran dengan kondisi "Kota Gudeg" ini pasca-hujan abu vulkanis Gunung Kelud.
"Mereka melihat pemberitaan di media-media yang ada di Jepang tentang kondisi Yogyakarta, sehingga penasaran dengan kondisi saat ini," katanya.
Menurutnya, satu pekan setelah abu vulkanis mengguyur Yogyakarta, tingkat hunian hotel baik kelas bintang maupun nonbintang di bawah 30 persen. Menjelang dua pekan pasca-eruspi Kelud dan telah dibukanya bandara Adi Sutjipto, tingkat hunian hotel mencapai 50 persen.
Sementara itu, Edy Prabowo, salah satu pemilik Garuda Java tour and ravel menuturkan, dalam dua hari sekali setidaknya ada puluhan wisatawan dari Jepang datang ke Yogyakarta dari Bali. Setelah berwisata selama dua atau tiga hari, mereka kembali lagi ke Bali.
"Mereka berkunjung ke Yogya karena penasaran dengan kondisi Candi Prambanan atau Candi Borobudur setelah terkena abu vulkanis," pungkasnya.