TRIBUNNEWS.COM PALEMBANG-Adanya wacana perubahan nama Jembatan Ampera menjadi Jembatan Bung Karno ditanggapi negatif oleh sejumlah masyarakat Palembang. Mereka beranggapan, nama Ampera sudah menjadi landmark Palembang sehingga mereka nama Ampera jangan diganti yang lain.
"Aku taunyo Ampera tula jembatan di Palembang ni. Kalu digenti namo, kagek banyak yang betanyoan kemano Ampera," kata Ardi, mahasiswa Universitas PGRI Palembang, Rabu (26/2/2015).
Sama dengan Ardi, Chandra juga tidak sependapat jika Ampera diganti nama. Dikatakan mahasiswa Universitas IAIN Raden Fatah Palembang ini, nama Ampera sudah melekat di benak banyak orang. Setiap kali menyebut kata Palembang, pasti akan selalu terlintas kata Ampera. Bahkan, menurut Chandra, nama Ampera sudah bergema hingga telinga internasional.
"Kalau nyebut Palembang, selain pempek, pasti orang akan menyebut nama Jembatan Ampera. Menurut saya, kalau Ampera diganti nama, Palembang akan kehilangan ciri khasnya," kata Chandra.
Sama halnya dengan Chandra, Dedi pun mempunyai pendapat yang sama. Menurut Dedi, Ampera merupakan nama peninggalan pejuang-pejuang nasional dalam menghadapi penjajah. Sebab itu, selain sudah melekat di benak dan pikiran masyarakat Palembang, Ampera memiliki makna sejarah untuk Palembang.
"Amanat Penderitaan Rakyat, itu kepanjangan Ampera. Jadi, nama Ampera itu ada unsur sejarahnya. Saya harap, tidak diubah," kata mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang.
Selain dari kalangan mahasiswa, beberapa pelaku seni di Palembang juga tidak sependapat. Surono salah satunya. Menurut seniman teater ini, akan susah membangun imej baru jika nantinya Ampera berganti nama. Pasalnya, nama Ampera sendiri butuh waktu puluhan tahun supaya bisa dikenal dunia seperti saat ini.
"Nama Bung Karno memang bagus karena memang dia salah satu tokoh pahlawan Indonesia. Namun, imejnya akan lama terbentuk jika ingin menyamai nama Ampera seperti yang sekarang," kata Surono.
Penulis: Refli Permana