Laporan Wartawan Tribun Jateng Abdul Arif
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Wayang adalah satu di antara kesenian yang mampu diandalkan dalam Diplomasi Budaya Indonesia.
Demikian disampaikan KRT Gaura Mancacaritadipura, pada Forum Kajian Kebijakan Luar Negeri (FKKLN), yang digelar di gedung Widyapuraya lantai 2 Universitas Diponegoro Semarang, Kamis (27/2/2014).
Dalang dari Australia yang sekarang menjadi warga Indonesia itu menyatakan, diplomasi budaya dalam rangka politik luar negeri sudah dilakukan Indonesia sejak jaman Presiden Soekarno.
Saat era revolusi, kata dia, banyak misi kesenian termasuk wayang dikirim sebagai usaha Indonesia memperkenalkan budaya.
Gaura, yang juga merupakan wakil dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, menceritakan bagaimana Pemerintahan Bung Karno menarik hati para penjajah.
"Ia suguhkan pagelaran musik angklung bersanding dengan musik-musik eropa, yang ternyata disambut baik oleh Belanda karena keindahannya," ungkapnya.
Menurut Gaura, dalam pertunjukan wayang, selain mengusung nilai-nilaiĀ adiluhung, juga bisa disisipi pesan diplomasi.
Namun, Gaura menyayangkan, meski wayang sudah diakui oleh masyarakat dunia minat generasi muda untuk mempelajarinya sangat kurang. Bahkan dia menilai cenderung ditinggalkan.
Ketua Forum Kajian Kebijakan Luar Negeri, Wening Esthyprobo mengatakan kegiatan forum ini merupakan kali pertama di tahun 2014. Menurutnya dalam satu tahun FKKLN akan mengadakan kegiatan serupa sebanyak 4-5 kali.
"Tujuan pelaksanaan ini adalah mengkaji lebih jauh dan mendorongĀ pemerintah, akademisi, dan komponen masyarakat dalam memajukan seni budaya sebagai suatu bentuk tanggungjawab bersama dalam diplomasi total", ujarnya
Duta Besar Argentina, Richardo Luis Bocalandro yang juga hadir sebagai pembicara siang itu juga menyampaikan tentang bagaimana Argentina menjadi terkenal di dunia dengan Tarian Tanggonya.
"Tarian Tanggo menjadi Icon Argentina karena tarian yang diperagakan penuh ekspresif itu mengundang banyak perhatian dan kagum bagi yang melihatnya", ujarnya.