* Pesta Wisuda Pada 20 Titik Berbuntut Tawuran
- Laporan Wartawan Pos Kupang, Muchlis Alawy
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG--Pesta wisuda yang digelar di Kelurahan Oesapa dan belakang STIM Kupang diwarnai pesta minuman keras (miras) dan berujung tawuran antaroknum mahasiswa Undana, UKAW dan Universitas PGRI, Minggu (9/3/2014) dinihari.
Akibatnya, lima mahasiswa berasal dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) dan Universitas PGRI diciduk karena diduga terlibat tawuran hingga menyerang polisi yang hendak mengamankan.
Wakapolres Kupang, Kompol Yulian Perdana, mengatakan hal itu saat menghubungi Pos Kupang, Minggu (9/3/2014) siang. Yulian menjelaskan, empat mahasiswa dan wisudawan dari Undana dan UKAW Kupang yang diamankan berinisial SA, U, E dan EU. Mereka diamankan lantaran melakukan pesta miras yang berujung tawuran. Bahkan saat diimbau Babinkamtibmas dan lurah setempat mereka malah merusak kendaraan dinas polsek dan menyerang petugas.
"Mahasiswa PGRI berinisial OT yang mabuk miras ditangkap karena melempar senjata tajam ke arah petugas polres sehingga anggota kami terluka," jelas Yulian.
Hasil patroli Polres Kupang Kota, setidaknya ada lebih dari 20 titik pesta wisuda yang minum miras dan berujung tawuran sesama pemuda mabuk.
Kondisi itu menyebabkan banyak warga yang resah dan meminta bantuan polisi. "Sebenarnya kami sudah mengimbau secara persuasif melalui Babinkamtibmas dan lurah serta RT setempat. Namun kami malah diserang mahasiswa atau wisudawan pemabuk. Terpaksa kami amankan yang menyerang petugas, membawa sajam bahkan merusak kendaraan bermotor dinas polisi," kata Yulian.
Terhadap fakta itu, Yulian menyesalkan pesta wisuda menjadi kesia-siaan. Padahal saat wisuda bukan akhir pendidikan tapi gerbang menuju realita perjuangan hidup
"Apakah ini cerminan wisudawan NTT? Sesungguhnya di mana kita menanti karya para wisudawan, bukan selebrasi titel akademik belaka yang berakhir kepada kesia-siaan," tandas Yulian.
Ia mengimbau para orang tua, media, tokoh masyarakat, para akademisi dan pihak kampus bukan hanya membimbing nilai akademik pemuda. Tetapi lebih dari itu pembinaan karakter, kemandirian, ketauladanan dan kepemimpinan lebih diutamakan
"Kami meminta partisipasi orang tua, media, tokoh masyarakat dan pihak kampus membina anak-anaknya dan pemuda lebih berkarakter. Lebih mandiri, lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab. Dengan demikian, dapat berkarya nyata dari pemuda akademisi. Kami berharap kejadian ini tidak terulang dan menjadi tradisi pesta wisuda sia-sia di Kota Kupang," tegas Yulian. *